Menikmati Penerbangan 25 Jam Jakarta-New York
- Ilham Bintang
Tiga sekawan
Kami. dimotori oleh tiga sekawan sejak SMA, yaitu Istafiana Candarini, Nadya Karina, dan Afina Candarini kemudian meminta dukungan Bamed. Mereka meyakini NYFW merupakan panggung efektif untuk memasarkan produk busana Muslim ke dunia internasional. Point ini yang memprovokasi: Meletakkan Busana Muslim dalam peta mode dunia. Ideal sekali. Memang butuh support berbagai pihak.
Seat saya di pesawat beruntung flatbed, berfungsi tempat tidur sekaligus. Kebetulan hari itu deretan kiri kanan banyak kosong, sehingga selain berjarak bisa cepat tidur pulas. Dari Doha-New York lebih lapang lagi, Qatar menyediakan seat selain flatbed juga pakai pintu segala, yang menjamin nyaman tidur selama penerbangan. Sama sekali tidak merasakan guncangan. Hal lain yang patut diapresiasi: tepat waktu dan keramahtamahan awak kabinnya melayani. Wajar Qatar Airways mengantongi medali tujuh kali berturut sebagai maskapai terbaik dunia.
Hampir seluruh negara di dunia memang menganggap pandemi telah berakhir. Diukur dari penurunan jumlah kasus yang cukup signifikan dan secara kualitatif tidak lagi berdampak buruk. Tapi tetap saja harus tahu diri. Saat check in di Bandara International Soekarno Hatta, petugas Qatar Airways pun tetap memeriksa riwayat vaksinasi penumpang.
Musim dingin
Ini juga kali pertama saya masuk Amerika pada saat musim dingin (winter). Sabtu (4/2) pagi saat tiba di New York, saya mencoba test tingkat kedinginan dengan keluar hotel. Dinginnya ternyata masih menusuk. Sinar matahari memang cerah namun tidak bisa menghalau hawa dingin. Padahal, pakaian yang dikenakan sudah berlapis-lapis. Mulai dari long john, sweater sampai jacket/coat. Angin yang sesekali bertiup kencang membuat kulit wajah terasa kebas. Maklum saja cuaca minus 14 derajat celcius.
Saya pertama kali ke negeri Paman Sam tahun 1991. Tujuan Los Angeles, California. Waktu itu bersama Prof Salim Said, tokoh pers Rosihan Anwar, dan wartawan / redaktur kebudayaan Harian Pos Kota, Dimas Supriyanto ditugaskan pemerintah mengawal film produksi Nasional "Bibir Mer" karya sineas Arifin C Noer yang ikut berkompetisi di seksi film berbahasa asing di Piala Oscar.
Load more