Catatan Sepak Bola Reva Deddy Utama: Sibuk Cari Pelatih, Lupa Materi Pemain?
- X - Timnas Indonesia
Jakarta, tvOnenews.com - Saat ini semua insan sepak bola tengah bersemangat. Sibuk kasak-kusuk, mencari siapa yang pantas melatih tim nasional (timnas) pengganti Patrick Kluivert.
Semua yang peduli angkat bicara. Bahkan banyak yang usul Shin Tae-yong kembali didatangkan. Bagi PSSI, ini sama saja menjilat ludah sendiri. Jauhlah dari kemungkinan.
Pelatihnya mesti hebat. Ada yang minta dari Eropa atau Asia, ada yang nasionalis, minta pelatih lokal. Dan Ketum PSSI, Erick Thohir, hingga hari ini, masih menimbang.
Erick kali ini memang harus hati-hati. Jangan lagi menimbulkan kontroversi, seperti mengulangi kebijakan menunjuk Patrick Kluivert menggantikan Shin Tae-yong.
Di saat kita sibuk mencari pelatih, saya teringat akan teori klasik: “Siapa pun pelatihnya, menjadi percuma bila materi pemainnya tidak andal.” Ini perlu diingatkan.
- Kitagaruda.id
Kualitas Pemain Timnas
Pekan lalu, Alex Pastoor, asisten Kluivert, dalam acara podcast bersama Marco van Basten dan Wesley Sneijder berkata: “Indonesia belum pantas bermain di Piala Dunia 2026, sebab ranking FIFA-nya di urutan 119.”
Bagi saya, pernyataan Alex itu bersayap. Sebenarnya dia ingin mengatakan, Indonesia belum pantas bermain di Piala Dunia dengan materi pemain timnas yang ada sekarang.
Memang, dibanding dengan tim Asia yang lolos ke Piala Dunia seperti Jepang, Korea Selatan, Australia, Uzbekistan, Iran, maupun Arab Saudi dan Qatar, kualitas pemain timnas kita di beberapa lini masih kalah.
Untuk posisi kiper, timnas kita masih bisa bersaing karena punya Emil Audero dan Maarten Paes. Kemampuan keduanya sudah teruji, tidak kalah dengan kiper timnas negara Asia yang disebut di atas.
Untuk posisi centre-back, timnas kita juga tidak kalah. Ada duet Jay Idzes dan Kevin Diks, levelnya kelas Eropa. Untuk pelapis ada Mees Hilgers, Rizky Ridho, dan Justin Hubner.
Untuk pertahanan kiri, ada Calvin Verdonk dan James Dean, yang juga bermain di kompetisi elit Eropa. Kemampuan keduanya sudah terbukti, terampil dan kuat, bisa bersaing di level Asia.
Yang masih “bolong” justru di pertahanan kanan. Posisi ini memang rawan, baik di era STY maupun Kluivert. Banyak yang sudah dicoba—Asnawi, Yakob dan Yance Sayuri, Sandy Walsh—tapi belum ada yang benar-benar tangguh.
Di lapangan tengah, ada Joey Pelupessy dan Thom Haye. Keduanya punya skill lumayan, tapi belum cukup, apalagi usia keduanya sudah menua. Mungkin bisa bermain kisaran dua tahun lagi.
- PSSI
Pelapisnya ada Nathan Tjoe-A-On dan Ivar Jenner. Kualitas keduanya harus ditingkatkan karena saat ini belum bisa mengimbangi gelandang bertahan tim-tim elit Asia.
Untuk posisi gelandang serang nomor 10, kita tidak punya. Ricky Kambuaya, Egy Maulana, Marselino, Stefano Lilipaly, dan Beckham Putra kelasnya masih sebatas Asia Tenggara.
Sehingga menjadi ironi, bahwa faktanya barisan lapangan tengah—yang merupakan lini paling penting—justru krisis pemain di dalam timnas kita.
Di depan, kita punya Romeny, Mauro Zijlstra, dan Miliano Jonathan. Trio ini menjanjikan karena punya talenta sebagai tukang gedor. Mereka masih muda, kualitasnya bisa ditingkatkan.
Ragnar Oratmangoen? Seperti Pelupessy dan Haye, mulai menua. Ketajaman dan tenaganya sudah berkurang, tapi masih potensial jadi pemain pelapis.
Kesimpulannya, timnas kita bukan cuma butuh pelatih hebat dengan sederet prestasi. Tapi juga perlu “disuntik” pemain-pemain muka baru yang andal sesuai kebutuhan.
Berharap dari pemain timnas U-23? Maaf, mereka masih naif untuk level Asia. Suka atau tidak, program naturalisasi akan terus berlanjut. Semoga didapat pemain hebat.
Jadi, pembaca, siapa pun pelatih yang dipilih, bila kualitas pemain tidak dibenahi, timnas kita tak akan bisa menembus delapan besar Asia dan bermain di Piala Dunia. Percayalah!
— Reva Deddy Utama, pemerhati dan pelaku sepak bola.
Load more