Jakarta, tvOnenews.com - Kasus pembunuhan terhadap Brigadir J kini sudah di ujung tombak. Perlahan para terdakwa dalam kasus tersebut menjalani sidang, satu persatu para terdakwa dijatuhkan tuntutannya oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU).
Selain itu, pada kasus perintangan penyidikan atau Obstruction of Justice dalam skenario pembunuhan Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat kini juga telah memasuki fase yang sama.
Sebab, Baiquni Wibowo kini masih menjalani masa penahanan di rumah tahanan negara (rutan) serta proses hukum dalam kasus obstruction of justice dalam pembunuhan berencana terhadap Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat.
Seperti apa penjelasan dari Baiquni Wibowo dengan kondisi keluarganya saat ini, simak informasinya berikut ini.
Kuasa hukum terdakwa Baiquni Wibowo, Junaedi Saibih mengungkapkan siasat agar kliennya lolos dari hukuman, perkara obstruction of justice atau perintangan penyidikan.
Ketika membacakan duplik atas replik jaksa penuntut umum (JPU), Junaedi meminta majelis hakim agar memutus seadil-adilnya kepada terdakwa Baiquni Wibowo.
Terdakwa Obstruction of Justice, Baiquni Wibowo. (tim tvOne - Julio Trisaputra)
Menurut dia, hal yang bisa menjadi pertimbangan hakim memutus vonis meringankan atau bahkan bebas kepada kliennya, karena beberapa hal, salah satunya soal sikap.
"Terdakwa belum pernah dihukum. Selama proses persidangan, terdakwa bersikap sopan, jujur, dan telah kooperatif mengikuti jalannya proses dengan baik," kata Junaedi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Rabu (8/2/2023).
Junaedi melanjutkan hal yang mungkin meringankan bagi terdakwa ialah karena soal keluarga. Sebab, Baiquni Wibowo merupakan tulang punggung keluarganya.
"Terdakwa juga telah menyesali perbuatannya. Baiquni Wibowo juga telah banyak berjasa kepada bangsa dan negara," jelasnya.
Selain itu, Junaedi beranggapan bahwa Baiquni Wibowo telah banyak membantu mengungkap fakta di persidangan.
Menurutnya, hal tersebut sangat mungkin mendapat keringan, karena Baiquni banyak membantu penyidikan hingga mengungkap fakta di persidangan.
"Segenap proses persidangan memperoleh manfaat dan keuntungan dari adanya perbuatan Terdakwa Baiquni Wibowo, karena telah membuat terang pembuktiandalam perkara a quo," imbuhnya.
Baiquni Wibowo, terdakwa dalam kasus obstruction of justice dengan meminta permohonan untuk mendapat keadilan. Sebab selama ini istrinya terus berbohong kepada anaknya lantaran sang ayah tak kunjung pulang ke rumah.
Nyatanya, Baiquni kini tengah menjalani masa penahanan di rumah tahanan negara (rutan) karena terlibat dalam kasus perintangan penyidikan pembunuhan berencana Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat.
Baiquni Wibowo menyampaikannya pada saat pembacaan nota pembelaan atau pledoi pribadi atas tuntutan 2 tahun yang telah dijatuhkan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) pada Jumat, (3/2/2023).
“Selama satu bulan di patsus, istri saya harus berbohong kepada anak saya yang berusia 7 tahun dan tiga tahun, bahwa saya tidak pulang ke rumah dan tidak bisa dihubungi karena sedang bertugas ke luar negeri,” ungkap Baiquni Wibowo saat menjalani sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), pada Jumat, (3/2/2023)
Dirinya tidak bisa membayangkan kondisi istrinya yang harus menanggung kehidupan keluarganya seorang diri, sementara Baiquni sedang berada di dalam rutan menjalani proses hukum dalam kasus obstruction of justice pembunuhan Brigadir J.
“Tidak dapat saya bayangkan bagaimana perasaan istri saya pada itu, bingung, takut menghadapi itu semua sendiri. Bagaimanapun juga, istri dan anak saya adalah pihak yang paling terdampak dengan adanya saya di sini dan pemberitaan di media,” ujarnya.
Baiquni Wibowo berharap melalui pledoinya ia dapat menerima hukuman yang adil dari Majelis Hakim atas kasus tersebut.
“Saya yakin, apapun keputusan di pengadilan ini adalah yang terbaik untuk saya dan keluarga. Karena saya yakin kita semua akan berada di pengadilan Allah pada akhirnya.” jelasnya.
Saat sidang yang diadakan pada Jumat, (27/1/2023), terdakwa Baiquni Wibowo eks anak buah Ferdy Sambo itu menjalani sidang tuntutan kasus Obstruction of Justice atas kematian Brigadir J yang dituntut dengan hukuman 2 tahun penjara oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU).
Tuntutan jaksa tersebut berdasarkan adanya bukti tindakan melawan hukum dari terdakwa dalam penghalangan penyidikan kasus kematian Brigadir J.
Jaksa menilai terdakwa Baiquni Wibowo melanggar Pasal 49 juncto Pasal 33 UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik juncto Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP. (lpk/ebs/kmr)
Load more