“Silakan sampaikan aspirasi dan ekspresi, tapi jangan dengan perbuatan ekstrem, provokatif, apalagi sampai menghinakan simbol-simbol keagamaan dan kitab suci. Itu bisa mengganggu harmoni sosial dan memecah belah umat,” jelasnya.
Dijelaskan Gus Men, pascapandemi Covid-19, Indonesia yang diberi amanah sebagai Presidensi G20 pada tahun 2022 berupaya keras untuk membangun kebersamaan melalui motto Recover Together, Recover Stronger (Pulih Bersama, Bangkit Perkasa).
Motto ini memberi pesan kuat tentang pentingnya kebersamaan dalam memajukan dunia dan bangkit dari pandemi.
“Aksi di Swedia dan Belanda justru bisa merusak semangat kebersamaan yang sedang dibangun. Itu jelas merugikan seluruh umat beragama dan tidak bisa dibenarkan,” sebutnya.
“Protes dari berbagai negara termasuk di Indonesia juga dari masyarakat dan tokoh agama adalah cermin betapa tindakan itu semacam mencederai perasaan dan merusak semangat kerukunan umat,” sambungnya.
Meski demikian, Gus Men mengimbau umat muslim Indonesia untuk tidak terpancing dan terprovokasi.
Bentuk penyikapan harus mengedepankan cara-cara yang santun (akhlakul karimah) dengan menunjukkan nilai-nilai keluhuran Islam.
Load more