Jakarta, tvOnenews.com - Pemilihan presiden masih setahun lagi, namun soal Capres 2024 senter dibicarakan di kalangan publik hingga tokoh politik. Bahkan, sebagian partai besar sudah mendeklarasikan jagoannya untuk bertarung di Pemilu 2024.
Akan tetapi, masih ada juga partai besar dengan koalisinya hingga saat ini belum mengumumkan tokoh jagoannya sebagai Capres untuk Pemilu 2024.
Meskipun demikian, nama-nama tokoh seperti Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, hingga Ridwan Kamil serta Anies Baswedan, dan tokoh lainnya sering dibicarakan sebagai Capres dan Cawapres 2024.
Pasalnya, Arif Nurul Imam menganalisa dengan belum deklarasinya pasangan capres dan cawapres oleh koalisi Gerindra-PKB bakal ada kemungkinan lain. Menurut dia, salah satunya seperti mengusung dari luar koalisi seperti Ganjar Pranowo.
"Koalisi Gerindra dan PKB belum mengumumkan cawapresnya. Dan, karena itu ada peluang mengusung tokoh di luar dari kedua partai tersebut, misalnya Ganjar Pranowo," ujar Arif Nurul Imam, seperti yang dikutip dari VIVA, Minggu (8/1/2023).
Bahkan, Arif Nurul Imam juga menyinggung soal kesepakatan antara Gerindra dengan PKB dalam berkoalisi.
Dia menilai, kesepakatan itu seperti penentuan cawapres oleh dua pentolan paprol yakni Prabowo Subianto dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.
Selain itum dia sebutkan bahwa peluang tokoh dari luar koalisi seperti Ganjar Pranowo jadi cawapres untuk Prabowo terbuka lebar.
Menurutnya, dalam simulasi survei, duet Prabowo-Ganjar cukup moncer dengan neraih angka elektabilutas di atas 50 persen
"Apalagi dari beberapa hasil simulasi survei Prabowo-Ganjar selalu mendapat angka elektabiltas di atas 50 persen alias menang satu putaran," kata Arif Nurul Imam.
Tak hanya itu, dia juga katakan, duet Prabowo-Ganjar hampir menguasai semua lumbung suara. Bahkan, pasangan tersebut jika dipacukan akan mudah meraih kemenangan di Pilpres 2024.
"Prabowo kuat di Jawa Barat dan Banten, Ganjar menguasai Jawa Tengah. Dan, PKB akan menjadi pengepul suara besar di Jatim, " ujarnya.
Seperti diketahui, Gerindra dan PKB resmi mengumumkan koalisi sejak 13 Agustus 2022. Meski sudah empat bulan lebih berkoalisi, namun dua parpol itu belum ada sinyal sikap mendukung capres dan cawapres. (viva/aag)
Load more