Jakarta - Sejak bulan November 2022 dan diperkirakan bakal berlangsung hingga Januari 2023, tingkat hunian hotel di Mekah dan Madinah saat ini sudah penuh atau full booked. Kondisi itu membuat harga hotel di sekitaran Masjidil Haram dan Masjid Nabawi melambung tinggi hingga 300 persen.
Demikian disampaikan Ketua Umum Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI), Firman M. Nur dalam keterangannya sebagaimana dikutip, Senin (3/1/2023).
Firman mengatakan penuhnya tingkat hunian hotel itu mengakibatkan penyelenggara perjalanan ibadah umrah kesulitan untuk mendapatkan kamar hotel.
"Inilah untuk kali pertama dalam sejarah hotel di Mekah dan Madinah di semua taraf dinyatakan full booked dan sulit didapat," kata Firman.
Firman memaparkan bahwa kondisi tersebut sudah berlangsung sejak bulan November 2022. Dan diperkirakan durasi high season akan terus berlanjut hingga Januari 2023.
Menurutnya, hampir semua biro travel tidak dapat kamar hotel untuk di bulan Desember. Padahal pemesanan sudah dilakukan mulai bulan September, Oktober dan November lalu.
"Tak dipungkiri lagi, kondisi ini membuat harga hotel melambung hingga 300 persen," jelasnya.
Firman menjelaskan, kondisi tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya karena meningkatnya jumlah kedatangan jemaah umrah dari berbagai negara, pasca ditutupnya umrah selama pandemi yang berlangsung hampir dua tahun.
Kemudian, peningkatan jumlah jamaah umrah turut diakibatkan oleh libur panjang di seluruh negara dan tingginya antusiasme umat Islam sedunia untuk menunaikan umrah pasca pandemi.
"Saat ini hotel-hotel di Arab Saudi membuat kebijakan terkait reservasi grup tidak sebanyak sebelumnya, hanya disediakan sekitar 50-60 persen untuk kuota grup," ujarnya.
Atas hal tersebut, Firman berharap masyarakat memaklumi kondisi saat ini yang begitu berat bagi penyelenggara perjalanan ibadah umrah. Untuk tetap dapat memberikan pelayanan terbaik kepada jamaah sebagaimana di komitmen awal.
"AMPHURI menyarankan para pelaku usaha perjalanan ibadah umrah dan jamaah agar menyampaikan kondisi yang terjadi dengan bermusyawarah untuk mufakat dengan calon jamaah umrah sehingga bisa memahami kondisi yang terjadi," imbuhnya.
"Jika memang harus melakukan penambahan biaya, maka penambahan biaya tersebut harus sesuai dengan keadaan sesungguhnya," sambungnya.
Atau, tambah Firman, jika memang harus melakukan perubahan hotel baik setaraf maupun di bawahnya (downgrade) pelayanan dikarenakan hotel yang dipilih telah full booked, sebaiknya disosialisasikan kepada jamaah terlebih dulu.
"Jika memang harus melakukan perubahan program/jadwal keberangkatan yang semestinya ke Mekah, namun bisa terlebih dulu ke Madinah atau sebaliknya. Bisa juga sebelum ke Madinah ke Thaif dulu. Namun semua itu harus disosialisasikan kepada jamaah, sehingga jamaah tetap merasa aman, nyaman dan menyenangkan," paparnya.
AMPHURI meminta pengusaha travel umrah melakukan edukasi dan sosialisasi kepada jamaah terkait perubahan situasi yang terjadi di Saudi. "Jika ada perubahan program dan harga, penyelenggara bisa menawarkan program tersebut dengan komitmen baru yang disetujui jamaah," tutupnya. (ito)
Load more