Jakarta, tvOnenews.com - Terdakwa kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Ferdy Sambo tampak memberikan penjelasan bahwa pernyataan Richard Eliezer Pudihang Lumiu atau Bharada E soal adanya wanita menangis keluar rumah mantan Kadiv Propam itu tidak benar, Sabtu (11/12/2022).
"Tidak ada (wanita) itu," kata Ferdy Sambo di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Selasa (6/12/2022).
Adapun Ferdy Sambo mengatakan bahwa pihaknya akan menanyakan hal itu langsung kepada Bharada E di persidangan.
Menurut Ferdy Sambo, tidak perlu ada isu di luar persidangan sebagaimana diduga dilakukan Bharada E.
"Demikian juga kita awasi persidangan ini sehingga bisa berjalan adil dan objektif. Jadi, tidak ada isu di luar yang berkembang," kata Ferdy Sambo.
Selain itu, Ferdy Sambo bersedia bertanggung jawab penuh terhadap apa yang terjadi terhadap anak buahnya (Bharada E).
"Kalau dia yang tembak Yosua (Brigadir J) jangan libatkan istri saya (Putri Candrawathi), jangan libatkan Ricky (Bripka RR), Kuat. Saya bertanggung jawab atas semua yang saya lakukan," kata Ferdy Sambo.
Ada Pertengkaran?
Berdasarkan keterangan yang diberikan Bharada E di persidangan tentang sosok wanita yang menangis saat keluar rumah Ferdy Sambo, hal itu dikatakannya bermula setelah adanya dugaan keributan yang terjadi antara Putri Candrawathi dengan sang mantan Kadiv Propam itu.
"Bulan Juli saya agak lupa tanggalnya saya sempat naik piket akhir Mei bersama almarhum (Brigadir J), padahal almarhum ini ajudan ibu Putri Candrawathi, tapi karena Bang Mathius Marey menjaga di Saguling, yang naik piket saya sama almarhum, selepas piket saya balik ke saguling," kata Bharada E.
"Waktu itu, ada kejadian tiba-tiba ibu (Putri Candrawathi) turun, almarhum (Brigadir J) juga turun bawa senjata langsung taruh di mobil," tambah dia.
Sosok Brigadir J, Bharada E, dan Ferdy Sambo. (ist)
Tak lama setelah itu, Putri Candrawathi pun memanggil ketiga ajudan tersebut, yakni Bharada E, Brigadir J, dan Mathius Marey.
Kemudian, Bharada E, Putri Candrawathi, Brigadir J, dan Mathius Marey saat itu langsung naik ke mobil, dan berkeliling kawasan Kemang, Jakarta Selatan.
Kemudian, saat itu, kata Bharada E, setibanya Ferdy Sambo di rumah Jalan Bangka pun disebutnya dalam kondisi yang marah.
Saat itu, kata Bharada E, Ferdy Sambo langsung masuk ke dalam rumah.
“Bapak Ferdy Sambo kayak marah-marah juga langsung masuk ke dalam rumah. Almarhum (Brigadir J) bilang 'Chad nanti ada Pak Eben yang datang rekannya bapak," kata Bharada E.
Setelah itu, Bharada E pun mengatakan tidak mengetahui hal apapun yang terjadi di dalam rumah di Jalan Bangka tersebut.
Selang beberapa saat kemudian, tiba-tiba muncul seorang wanita dari dalam rumah sambil menangis.
"Setengah jam kemudian ada orang keluar dari rumah, saya bilang fon ada orang keluar itu. Ada wanita, saya gak kenal, nangis dia. Saya bertanya-tanya ini siapa. Saya lihat ke dalam," ujar Bharada E.
Richard Eliezer Pudihang Lumiu atau Bharada E dan Putri Candrawathi, Brigadir J. (kolase)
"Wanita itu bilang mencari driver dia, saya lari ke samping saya panggil drivernya, wanita itu naik baru pulang," tambah dia.
Kemudian, Bharada E mengatakan setelah kejadian tersebut, Ferdy Sambo jadi lebih sering pulang ke rumah Saguling.
Wanita 'Piala Bergilir'
Pengacara keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak 'menyerang' Ferdy Sambo dengan pernyataan yang benar-benar mengejutkan publik.
Ya, Kamaruddin Simanjuntak menyebut bahwa diduga motif pembunuhan Brigadir J dilandasi rasa dendam Ferdy Sambo terhadap sosok ajudannya itu.
Muncul pernyataan bahwa Ferdy Sambo dendam pada Brigadir J akibat ajudannya itu memberi tahu soal sosok wanita bergilir itu kepada Putri Candrawathi.
Bahkan menurut Kamaruddin, wanita ‘Piala Begilir’ tersebut lebih dari satu. Salah seorang dari wanita ‘piala bergilir’ tersebut adalah sosok yang keluar dari rumah Sambo.
“Kemudian itulah, yang masuk sampai ke rumah Bangka itu dan di sana juga ‘si cantik’ itu juga ada yang menangis” ujar Kamaruddin dikutip dari kanal Youtube Metrotvnews Senin (5/12/2022)
"Salah satunya itu adalah piala bergilir, yang wanita cokelat itu, satu lagi yang nangis di rumah Bangka. (Wanitanya) ada lebih dari satu, (salah) satu itu yang berseragam cokelat, yang disebut piala bergilir,” tambah dia.
Terdakwa kasus pembunuhan Briagdir J, Ferdy Sambo. (kolase tvonenews.com)
Lebih lanjut Kamaruddin mengaitkan sosok ‘si cantik’ itu dengan dugaan perselingkuhan Ferdy Sambo yang diduga diketahui oleh Brigadir J.
“PC ini kan sering mengajak ajudannya salah satunya Yosua. Dianggap dia memberitahu keberadaan si wanita ini. Padahal dia kan ajudan diperintah-perintah ya jalan aja. Dari situlah dendam FS ke Yosua. Lalu terlihat dari bulan Juni sudah sering diancam,” ucap Kamaruddin.
Kamaruddin Simanjuntak juga mengatakan, informasi terkait wanita piala bergilir tersebut ia dapatkan dari intelijennya. Informan tersebut merupakan seorang intelijen lulusan Akademi Kepolisian (Akpol).
“Yang menginformasikan ke saya itu intelijen senior, jenderal juga dari Akpol 87,” ucap Kamaruddin. (abs)
Load more