Tak Kuasa Menahan Tangis, Cerita Korban Gempa di Pengungsian: Saya Masih Trauma
- tangkapan layar / tim tvOne / Muhammad Bagas
Cianjur, Jawa Barat - Bencana gempa bumi yang mengguncang Cianjur, Jawa Barat dengan berkekuatan 5,6 magnitudo, menyisakan duka mendalam bagi warga Cianjur. Adapun terbaru, tak kuasa menahan tangis, cerita korban gempa di pengungsian: saya masih trauma, Senin (28/11/2022).
Hingga saat ini personil Polri, BNPB, PMI dan warga saling bahu membahu untuk mengevakuasi korban terjadinya gempa bumi Cianjur, karena dampak kerusakan yang luar biasa, ada banyak bangunan yang roboh. Tak kuasa menahan tangis, cerita korban gempa di pengungsian: Saya masih trauma.
Maria, salah satu korban di pos pengungsian gempa Cianjur. (ist)
Hari ketujuh pencarian korban gempa bumi di Cianjur, setelah terjadi pertama kali pada Senin (21/11/2022). Hingga beberapa kali muncul gempa susulan.
Maria, salah satu korban gempa yang sedang di tenda pengungsian, hadir melalui sambungan telepon untuk menjadi narasumber di Apa Kabar Indonesia Malam tvOne, pada Minggu (27/11/2022).
Ditanyakan soal bagaimana kondisi di tidur di pengungsian, dari makanan dan akomododasi dan perlengkapan di tenda.
"Kalau untuk makanan, saya rasa masih cukup, yaa kurang sedikit-sedikit gitu. Cuma kita disini masih kekurangan terpal, karena kita memakai terpal yang bekas dan usang, kadang-kadang kalau hujan itu kita harus berteduh dulu di Masjid. Mungkin keluhannya disitu," ucapnya yang dikutip dari tayangan Apa Kabar Indonesia Malam, pada Senin (27/11/2022).
Maria juga bercerita bahwa dirinya terserang batuk-batuk bersama ada warga lainnya. Walau telah dikasih obat oleh petugas kepolisian, tetapi kondisi dari Maria belum membaik.
"Karena cuaca juga tidak mendukung, terkadang panas, terkadang hujan dan kita juga tidur anginnya tuh dari luar besar sekali. Jadi untuk sembuhnya tuh agak lama dan disini ada bayi juga." paparnya.
Lebih lanjut, Maria berlinang air mata mengaku masih trauma setelah terjadinya gempa yang mengguncang dan menghancurkan setengah bangunan dari rumahnya.
"Iya, betul. Kita disini semua merasakan trauma, jadi sebetulnya untuk masuk ke rumah tuh kita belum berani sebenarnya. Cuma kita harus belajar memberanikan diri gitu," pungkasnya.
Load more