Kulon Progo, DIY - Dampak Pandemi covid-19 begitu dirasakan bagi dunia pendidikan di Indonesia, semua sekolah harus menerapkan sistem pembelajaran di rumah untuk mengantisipasi penularan virus.
Meski demikian, proses belajar daring ini tak selalu menjadi solusi bagi sebagian siswa dan guru, ketersediaan akses internet dan kepemilikan gawai untuk mentransfer ilmu yang diberikan guru secara online, kerap menjadi masalah, terutama bagi siswa dan guru di daerah terpencil.
Kondisi ini mendorong Tiara Yogiarni (28 Thn) salah satu tenaga kontrak di Dinas Kominfo Kulon Progo, DIY, yang mendedikasikan dirinya sebagai seorang guru les bagi para siswa yang tinggal jauh di pelosok desa di kawasan perbukitan Menoreh Kelurahan Hargowilis, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Tiara harus mencari cara agar ilmu bisa tersampaikan dengan baik kepada siswanya, salah satunya dengan mendatangi satu persatu anak didiknya yang tinggal jauh di peloaok desa, meski harus menempuh jarah yang jauh dan melewati jalan terjal.
Menjadi guru les di wilayah perkotaan dengan akses yang mudah dijangkau, mungkin sudah lazim, namun bagi wanita asal Kelurahan Margosari, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulonprogo, Ia rela menyambangi satu persatu ke rumah anak didiknya dipelosok kawasan perbukitan Menoreh untuk membantu proses belajar mereka.
Setiap pulang kerja di Dinas Kominfo, Tiara selalu menyempatkan diri untuk menyambangi anak didiknya. Berangkat dari kantornya dengan menggunakan sepeda motor sejauh 5 km, Tiara melalui kawasan hutan jati, kemudian melanjutkan perjalanan sekitar 500 meter dengan berjalan kaki untuk sampai ke lokasi.
" Memang lokasi rumahnya cukup jauh, ke Perbukitan,ada sekitar 4 sampai 5 kilometer. Jalannya dari tanah hingga bebatuan harus dilewati, namun tak menyurutkan mental saya untuk membantu pembelajaran" ungkap Tiara.
Load more