Kemenkominfo Selenggarakan Webinar Influencer Marketing
- kominfo.go.id
Kegiatan literasi digital diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi upaya menghentikan penyebaran berita hoaks serta dampak negatif dari penyalahgunaan internet dengan cara meningkatkan kemampuan kognitif masyarakat Indonesia melalui beragam program edukasi kecakapan literasi digital.
Menjadi literat digital berarti dapat memproses berbagai informasi, dapat memahami pesan, dan berkomunikasi efektif dengan orang lain dalam berbagai bentuk. Selain itu dengan cakap literasi digital dapat memacu individu untuk beralih dari konsumen yang pasif menjadi produsen yang aktif, baik secara individu maupun sebagai bagian dari komunitas. Dengan literasi digital juga akan tercipta tatanan masyarakat dengan pola pikir dan pandangan yang kritis serta kreatif.
Anggota masyarakat tidak akan mudah termakan oleh isu yang provokatif dan menjadi korban informasi hoaks atau korban penipuan yang berbasis digital.
Pada hari Rabu, 16 November 2022, pukul 08.00-10.00 WIB, Kemenkominfo bersama siberkreasi telah menyelenggarakan kegiatan webinar untuk kelompok masyarakat/komunitas di wilayah Sumatra dengan tema “Konsep Bisnis Digital: Influencer Marketing”.
Webinar tersebut dihadiri lebih dari 1.300 orang, menghadirkan Fajria Fatmasari, Kepala Inkubator Bisnis Politeknik APP Jakarta & Praktisi Literasi Digital; Pradipta Nugrahanto, CEO & Co-founder Paberik Soeara Rakjat; serta Tio Prasetyo, Chief Business Officer Paberik Soeara Rakjat, sebagai narasumber.
Dalam webinar tersebut, Fajria Fatmasari membahas mengenai konsep influencer marketing ditinjau dari perspektif kecakapan digital.
“5 strategi influencer marketing yang perlu kita ketahui. Pertama, Kenali target audiens dan tujuan. Kedua, pilih media yang sesuai dengan target audiens. Ketiga, tentukan budget. Keempat, pilih influencer yang sesuai dengan produk Anda. Ke lima, lakukan evaluasi secara berkala,” papar Fajria Fatmasari.
Tio Prasetyo memperkaya pembahasan mengenai konsep influencer marketing dari perspektif etis digital.
“Seperti yang kita sama sama ketahui, ruang digital merupakan cerminan dari perilaku kita di ruang ruang lainnya, sehingga menerapkan etika di setiap ruang yang ada menjadi suatu keharusan terlebih lagi saat mencocokan influencer dengan produk. Berikut 3 (tiga) etika yang perlu dilakukan dalam memilih influencer. Pertama, pilihlah influencer yang memiliki riwayat baik secara bahasa dan perbuatan. Kedua, pilihlah influencer yang selalu memberikan manfaat dalam setiap kontennya. Terakhir, pilihlah influencer yang memiliki akun dengan centang biru,” ujar Tio Prasetyo.
Load more