Polisi Beberkan Isi Buku yang Diamankan dari Rumah Satu Keluarga Tewas di Kalideres
- Istimewa/Viva.co.id
"Berdasarkan pemeriksaan bahwa dari lambung para mayat ini tidak ada makanan. Jadi bisa diduga berdasarkan pemeriksaan dari dokter, bahwa (korban) ini tidak makan dan minum cukup lama, karena dari otot-ototnya sudah mengecil," ungkap Kombes Pol Pasma Royce, Jumat (11/11/2022).
Pihak dokter forensik Rumah Sakit Bhayangkara Polri, hingga kini masih memeriksa organ lainnya. Untuk menemukan apakah ada indikasi lainnya yang mengakibatkan korban tewas.
"Dari dokter RS Bhayangkara Polri akan melakukan pendalaman lagi dengan memeriksa hati dan organ-organ lainnya dari kasus kematian ini. Supaya lebih spesifik mengetahui penyebab kematian ini," bebernya.
Satu di antara Warga yang Tinggal di Dekat Kawasan Rumah Satu Keluarga yang Tewas di Citra Garden, Kalideres.
Sebelumnya diberitakan, warga setempat mengungkapan kesaksiannya atas keseharian korban yang tewas tersebut.
"Yang saya tahu, mereka tidak ada kegiatan dan diam di rumah aja, mereka hanya keluar jika ingin ke pasar lalu masuk (rumah) lagi," papar Desi Jana selaku warga di perumahan Citra Garden.
Desi yang juga sebagai koordinator jumantik menyatakan bahwa pada saat bulan agustus itu masih kelihatan normal, karena ada salah satu kadernya bisa masuk ke rumah Rudyanto dan diterima saat melakukan pemeriksaan di kamar-kamar untuk sarang jentik nyamuk.
Terakhir (sang kader) datang kesitu bulan agustus awal, dia nggak masuk karena yang keluar adalah suaminya, jadi cuma tanda tangan doang di luar," ungkapnya.
"Tapi menurut kader saya itu, suaminya itu wajahnya sudah murung, disitu dia udah melihat (agak) stres, tapi dia nggak boleh masuk. Nah sebulan kemudian, pada September tanggal 19 itu istrinya kirim foto kamar mandinya di WhatsApp," ujarnya.
Dengan melarang kader atau petugas Jumantik untuk datang ke rumahnya pada bulan September karena telah mengirimkan foto kamar mandinya melalui WhatsApp.
Desi menuturkan bahwa keluarga Rudyanto tidak berbaur atau berpartisipasi dengan warga saat para warga membuat acara 17 agustus dan upacara hingga lomba-lomba.
"Karena mereka nggak ada komunikasi, nggak mau. Jadi nggak terbuka bagaimana kita mau menolong," pungkasnya.
Load more