Tidak Direstui Ibu Masuk TNI Karena Puslatpur, Irwanda Syafriadi Tak Menyangka Jadi Pilot Presiden RI
- Istimewa/kanal YouTube Jenderal TNI Andika Perkasa
"Saya bilang, Ibu AKABRI tidak seperti itu bu. Saya tidak mengetahui, ternyata AKABRI lebih berat daripada itu, karena saya punya senior," katanya.
Lanjutnya menjelaskan, dirinya tiga tahun ketemu para seniornya atau pelatih. Apabila melakukan kesalahan, ia katakan, pasti dihukum oleh senior dan pelatih.
"Tetapi itu tidak saya ceritakan kepada ibu saya. Jadi kalau saya cuti kembali ke kampung, itu menjadi kebanggaan Ibu saya. Karena di kampung halaman saya, sangat sedikit sekali orang bisa masuk AKABRI," tuturnya.
"Jadi kalau pulang ditanya ibu saya, gimana wan? enak di sana? ya saya bilang saja enak, seperti kuliah. Padahal rasanya ya Allah, pengin ini, pengin nyerah. Jadi kalau pengin nyerah, saya lihat foto keluarga, dan ayah saya serta ibu sekarang sudah bangga. Karena ayah dan ibu itu tidak dikenal sama orang, namun anaknya masuk AKABRI jadi dikenal orang," sambungnya menceritakan.
Kemudian, ketika Irwanda yang merupakan lulusan Taruna Angkatan Udara 2004, ditanya soal persaannya menjadi Pilot Kepresidenan, ia akui, tak menyangka karena dahulu memiliki cita-caita untuk jadi dokter.
Lanjutnya ia katakan, menjadi Pilot Presiden dan membawa Presiden, Wakil Presiden serta petinggi negara lainnya dalam suatu penerbangan. Hal itu ia akui menjadi tantangan yang berat mengingat besarnya tanggung jawab.
"Semua penerbangan adalah tantangan yang berat bagi pilot karena punya tanggung jawab, namun lebih berat lagi kalau kita membawa Presiden, Wakil Presiden Panglima TNI Menteri dan sebagainya," kata pilot pesawat VVIP Skadron Udara 17 Mayor PNB Irwanda Syafriadi.
Sebab, lanjutnya, ada prosedur khusus yang harus dijalankan supaya petinggi negara yang dibawa merasa nyaman terbang bersama pesawat TNI AU atau pesawat kepresidenan.
Untuk menjadi seorang pilot VVIP harus melalui sejumlah tahapan dan berkelanjutan. Setelah lulus dari sekolah penerbang, maka akan dijuruskan sebagai penerbang tempur, penerbang angkut dan penerbang helikopter. Semuanya disesuaikan dengan nilai terbang, kepribadian termasuk kesehatan jasmani.
Kemudian, ditanya soal pengalaman yang paling berkesan selama mengabdi, ia katakan, pernah diutus ke Amerika Serikat selama tiga bulan bersama tiga senior lainnya untuk mengikuti pelatihan pesawat kepresidenan.
Load more