Jakarta - Israel dan Qatar, yang tidak memiliki hubungan diplomasi, telah berdiskusi untuk membuka kantor sementara bagi Israel di Negara Teluk itu selama penyelenggaraan Piala Dunia 2022. Hal ini dilakukan untuk mengakomodir fans sepak bola asal Israel.
Israel yang tidak lolos Piala Dunia yang akan dimulai pada November itu, namun mereka telah mengumumkan kesepakatan yang mengizinkan warganya, seperti warga asing dari negara lainnya, untuk mendapatkan visa masuk ke Qatar dengan menunjukkan bukti pembelian tiket, demikian dilaporkan AFP, Rabu.
“Ada kontrak antara pejabat Israel dan Qatar,” kata seorang wakil diplomatik Israel yang juga membenarkan bahwa diskusi yang telah dilakukan berpusat pada pembahasan pembukaan kantor sementara untuk mengakomodasi kebutuhan para penggemar Israel yang menonton Piala Dunia.
“Pertemuan tersebut seharusnya tidak masuk dalam kategori pembicaraan diplomatik, dan sampai sekarang belum ada kesepakatan apa pun,” kata pejabat yang meminta namanya tidak disebutkan itu.
Qatar tidak mengakui Israel sebagai negara dan mendukung Hamas, kelompok Islam Palestina yang berjuang menjaga jalur Gaza dan telah terlibat perang dengan Israel sejak 2008.
Israel, yang terus melakukan blokade di Gaza, telah melakukan normalisasi hubungan dengan Uni Emirat Arab, Bahrain dan Maroko sejak September 2020.
Perjanjian yang dibuat oleh mantan Presiden AS Donald Trump itu melanggar konsensus negara-negara Arab selama beberapa dekade. Sebab, hubungan dengan Israel hanya boleh dibangun jika ada perjanjian damai dengan Palestina, dan Palestina bisa mendapatkan kembali wilayahnya yang diduduki Israel.
Qatar juga menjadi salah satu negara yang mengkritik kesepakatan yang disebut Perjanjian Abraham atau Abraham Accords itu.
Ketegangan antara Israel dan Qatar meningkat setelah pembunuhan reporter Al Jazeera Shireen Abu Akleh pada Mei lalu, saat sedang meliput konflik bersenjata Israel-Palestina di kamp pengungsi di Jenin, Tepi Barat.
Jaringan yang berbasis di Doha dan negara Qatar kompak menuduh Israel sengaja membidik Abu Akleh. Tentara Israel mengakui bahwa pasukannya telah menembaknya, namun mereka mengatakan bahwa penembakan itu tidak disengaja.(ant/chm)
Load more