Sebuah komite ad hoc untuk Indonesia dalam Dewan Keamanan Nasional AS pada September 1957 menyimpulkan bahwa Amerika Serikat harus “memperkuat kebulatan tekad, kemauan dan kepaduan pasukan antikomunisnya di pulau-pulau luar Jawa,” sehingga mereka bisa berperanan sebagai “titik penggalangan kekuatan jika kaum komunis menguasai Jawa.”
Foto: Pidato Presiden Soekarno di Majelis Umum PBB, 1960. (Dok. YouTube - Arsip Nasional RI)
"Dukungan material AS menumbuhkan kepercayaan diri pada para pemberontak untuk menolak setiap penyelesaian yang dirundingkan. CIA memberikan uang muka sebesar $50.000 kepada Kolonel Simbolon di Sumatra Utara pada awal Oktober 1957 dan mulai mengirim senjata pada bulan berikut." ungkap Rossa.
Presiden Soekarno sendiri akhirnya menjawab pemberontakan itu dengan kekuatan militer. Di wilayah Sumatera, dengan cepat pemberontakan dapat dipadamkan, namun di wilayah Sulawesi, Soekarno butuh waktu lebih lama.
Dari pangkalan udara Manado Sulawesi Utara, yang dekat dengan pangkalan udara AS di Filipina, CIA melepas satu armada dengan delapan atau sembilan pesawat terbang yang diawaki pilot-pilot berkebangsaan Amerika, Taiwan, dan Filipina.
Armada udara kecil ini sangat merintangi tentara Indonesia dengan pemboman atas kapal-kapal dan pelabuhan-pelabuhan udara di seluruh kawasan Indonesia timur.
"CIA serta-merta menghentikan bantuan udaranya pada akhir Mei 1958 ketika seorang pilot Amerika, Allen Pope, ditembak jatuh dan ditangkap hidup-hidup sesudah melakukan pemboman atas kota Ambon. Serangan membabi buta yang membunuh sekitar tujuh ratus penduduk sipil." ungkap John Rossa.
Merangkul Angkatan Darat dan Menyiapkan Panggung Bentrokan
Operasi inteligen dengan memecah belah Indonesia untuk menghadang blok komunis Soviet-China belakangan dirasakan tidak efektif, menyusul gagalnya setiap upaya pemberontakan.Amerika, menurut Rossa kemudian mengambil jalan lain, yaitu merangkul Angkatan Darat.
Sebuah dokumen Dewan Keamanan Nasional (NSC), “Laporan Khusus Tentang Indonesia” yang ditulis dalam Januari 1959, melihat Angkatan Darat sebagai perintang utama terhadap kekuatan komunis di Indonesia.
Load more