Cerita Cinta Kapten Pierre Tendean yang Terungkap Dalam Surat Pada Kakaknya Mitzi, Tapi PKI Menggagalkan Semuanya
- IG @vz_pierre
Pada tanggal 31 Juli 1965, sebagai ajudan, Pierre mengikuti perjalanan tugas Jenderal Nasution ke Medan, yang juga diikuti ibu Nasution. Kesempatan ini dipergunakannya untuk menemui Mimin dan orang tuanya.
Foto: Jenderal Nasution dan keluarga (Wikipedia)
Dalam pertemuan tersebut, diputuskan bahwa pernikahan antara Lettu Tendean dengan Mimin direncanakan berlangsung pada bulan November 1965.
Sekembalinya dari Medan, Lettu Pierre membicarakan rencana pernikahannya dengan Ibu Nasution. Dengan rasa keibuan, Ibu Nasution menasehatinya:
"Jangan terlalu memuja acalon istrimu. Jangan sekali-kali mempunyai anggapan bahwa cintamu terhadap calon istrimu tak dapat dipisahkan oleh siapapun.
Aku telah cukup melihat peristiwa-peristiwa sedih mengenai hal itu, sebagaimana halnya dengan istri Kolonel Suryo Sumarno yang pernah kuceritakan padamu itu.
Foto: Pemakaman Pahlawan Revolusi, korban G30S PKI (Dok.Film Pengkhianatan G30S PKI).
Kedua suami istri ini sangat berbahagia, karena merupakan pasangan yang sangat cocok sekali. Mereka merasa tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya, dan keduanya selalu mengagung-agungkan cinta mereka.
Akan tetapi apa yang terjadi kemudian? Overste Suryo Sumarno telah dibunuh PKI dengan kejam pada waktu bergerilya di Merbabu - Merapi Kompleks, ketika clash ke II, tahun 1949.
"Kuharap hal ini tidak akan terjadi padamu Pierre. Oleh karena itu wajarlah saja dalam bercinta. Jangan terlalu mengagung-agungkan kekasihmu, Mimin." nasehat Ibu Johanna Sunarti Nasution.
Nasehat Johanna Nasution pada Lettu Pierre Tendean itu seolah menjadi firasat tentang akhir perjalana sang Ajudan. Nasehat lbu Nasution kepada Lettu Pierre Tendean itu diucapkan dua hari sebelum Pierre direnggut nyawanya oleh G30S PKI.
Gugurnya Sang Ajudan, Terkubur Bersama Cintanya
Pada pagi hari, 4 Oktober 1965, usai daerah Lubang Buaya direbut oleh pasukan RPKAD pimpinan Sarwo Edhie Wibowo, dilakukan proses pengangkatan jenazah yang ditemukan terkubur dalam sebuah sumur tua.
Sumur tua itu dalamnya 12 meter dan garis tengahnya hanya lebih kurang 0,75 meter, ditimbuj dengan sampah-sampah kering, batang-batang pohon pisang, daun singkong dan tanah secara belselang-seling.
Load more