LIVESTREAM
img_title
Tutup Menu
News Bola Daerah Sulawesi Sumatera Jabar Banten Jateng DI Yogya Jatim Bali
Cuplikan Film Pengkhiatanan G30S PKI, suasana rapat pimpinan operasi militer G30S PKI
Sumber :
  • Dok. Film Pengkhianatan G30S PKI

Kisah Pasukan G30S PKI dari Batalyon Jateng dan Jatim yang Membelot ke Jenderal Soeharto Karena Kelaparan

Sjam Kamaruzaman, Kepala Biro Khusus Partai Komunis Indonesia (PKI) menyatakan rasa optimisnya, telah menghimpun kekuatan militer untuk mendukung G30S PKI.

Senin, 5 September 2022 - 08:45 WIB

Sjam Kamaruzaman, Kepala Biro Khusus Partai Komunis Indonesia (PKI) menyatakan rasa optimisnya, bahwa kekuatan militer yang berhasil mereka himpun mampu diandalkan untuk mendukung kesuksesan operasi militer G30S PKI.

Pada rapat ke 4 tanggal 15 September 1965, Sjam Kamaruzzaman menyampaikan kesiapan dua batalyon dari Jawa Timur dan Jawa Tengah untuk bergabung dalam operasi militer G30S PKI.

Laporan-laporan awal mengisyaratkan bahwa pasukan mereka bisa diandalkan untuk memberikan dukungan bersenjata pada serangan pre-emptive untuk menculik para jenderal, Sjam juga berjanji akan memberikan informasi lebih lanjut pada waktunya nanti.

"Sjam memberitahu hadirin bahwa dua batalyon dari Jawa Tengah dan Jawa Timur tak lama lagi akan tiba di Jakarta untuk ambil bagian dalam perayaan Hari Angkatan Bersenjata yang akan diselenggarakan pada 5 Oktober." tulis Victor M Fic mengutip pernyataan Sjam, dalam bukunya "Kudeta 1 Oktober 1965, Sebuah Studi Tentang Konspirasi". 

Dalam catatan Victor, perencanaan operasi militer G30S PKI tersebut telah dimatangkan rencana teknisnya dalam rapat-rapat kordinasi sejak 6 September 1965 hingga hari H operasi.

Baca Juga :

"Para konspirator itu bertemu sepuluh kali untuk menyempurnakan detail-detail teknis militer, dari Rencana Besar yang telah disetujui Politbiro pada 26 Agustus itu, dan yang disampaikan kepada Syam oleh Aidit pada malam hari itu." tulis Victor.

Salah satu detail teknis yang dibicarakan dalam rangkaian rapat-rapat pada kurun waktu tersebut adalah, mengenai kesiapan pasukan operasi yang akan digerakan dalam "Komando Pembersihan" tersebut.

Pada rapat selanjutnya tanggal 19 September 1965, kemudian menyepakati pembagian tanggungjawab yang terkait dengan operasi pre-emptive untuk menculik para jenderal, yaitu aksi-aksi politik akan diarahkan oleh Sjam dan Pono, sementara Untung dan Latief akan memimpin aksi militer.

Pasukan mereka akan dipecah menjadi unit pemukul, teritorial, dan cadangan, dan yang disebutkan terakhir akan menyediakan pelayanankomunikasi, transportasi dan dukungan lain. Bono akan mengarahkan operasi intelijen dan pengamatan.


Bayangan Kemenangan yang Sirna dalam Sekejap

Lettu Doel Arif pada dini hari tanggal 1 Oktober 1965 menjadi sosok penting yang ditugaskan untuk melakukan penculikan para jenderal Angkatan Darat. Pasukan Pasopati yang ia pimpin menjadi pasukan utama dalam aksi G30S PKI tersebut.

Perintah yang diterima Doel Arief adalah menangkap para jenderal hidup atau mati. Namun pada dini hari itu, rencana operasi kacau diluar perkiraan. Tokoh utama sasaran penculikan, Jenderal Nasution, rupanya berhasil lolos dari pengepungan.

Pada dini hari itu, Doel Arief dan pasukan Pasopatinya hanya bisa membawa Kapten Pierre Tendean sebagai tawanan dan juga menembak mati Brigadir Polisi Karel Satsuit Tubun dan putri bungsu Jenderal Nasution, Ade Irma Suryani.

Sementara itu di pusat komando operasi G30S PKI, para pimpinan operasi awalnya saling berpelukan, memberikan selamat satu sama lainnya atas suksesnya penculikan para jenderal Angkatan Darat.

Bayangan kemenangan dari rencana kudeta itu telah ada di depan mata. Situasi di pagi hari tanggal 1 Oktober 1965 itu, merupakan jam-jam genting yang sangat menentukan. 

Tapi kemudian, dalam hitungan jam, situasi berubah dengan cepat, para "Perwira Berpikiran Maju" itu tercekat, saat mengetahui Jenderal Nasution berhasil lolos dan bersama Mayjen Soeharto mulai mempersiapkan serangan balik.

"Ketika masuk berita bahwa Nasution tidak kena dan melarikan diri, kelompok pimpinan menjadi terperanjat, kehilangan akal dan tidak berbuat apa-apa." jelas Brigjen Suparjo, dalam surat rahasianya yang Ia selundupkan ke penjara Laksamana Omar Dhani.

Suparjo, dalam catatan Victor M. Fic, sebagaimana disebutkan dalam dokumen rahasia yang dikirim ke penjara Omar Dhani, saat itu mengkritik tentang garis komando operasi yang tidak terencana dengan rapih. 

Foto: Brigjen Suparjo (kiri) da Letkol Untung (Kanan) - Dok Wikipedia

Dalam surat pada Omar Dhani tersebut, Suparjo bahkan menyayangkan sistem komando operasi yang tidak terpusat. Menurutnya, karena G30S PKI adalah operasi militer, seharusnya puncak komando dipegang oleh Letkol Untung dari kalangan militer.

"Karena yang menonjol pada ketika itu adalah gerakan militer, maka sebaiknya komando pertempuran diserahkan saja kepada kawan Untung dan kawan Syam bertindak sebagai komisaris politik. Atau sebaliknya, kawan Syam memegang komando tunggal sepenuhnya." jelasnya.

 

Pasukan Lapar G30S PKI yang Membelot ke Soeharto

Dari markas Kostrad, Soeharto dan Nasution mengikuti perkembangan detik demi detik, sambil terus menyusun kekuatan untuk memukul balik kelompok G30S PKI.

Begitu mengetahui dari siaran radio pada pukul 14.00 siapa-siapa di balik gerakan itu, Suharto bergerak melancarkan operasi-operasi ofensif. 

Seperti yang diketahui, pasukan penyokong  G30S PKI yang masuk ke Ibu Kota Jakarta saat itu adalah batalyon 530 dari Jawa Timur dan 454 dari Jawa Tengah.

Pasukan-pasukan ini, dalam kesaksian yang ditulis Suparjo,  menceritakan kondisi mereka yang kelaparan karena tidak mendapatkan pasokan makanan akibat kacaunya kordinasi pimpinan operasi militer G30S PKI.

Foto: Mayjen Soeharto, saat pemakaman 6 jenderal dan satu perwira pertama Angkatan Darat. (Dok. Film Pengkhianatan G30S PKI.

Pada jam-jam genting pasca penculikan para jenderal Angkatan Darat, pasukan dari batalyon Jateng dan Jatim tersebut tidak bisa digerakkan hanya karena persoalan belum makan sejak pagi hingga malam.

"Semua kemacetan gerakan pasukan disebabkan diantaranya tidak makan. Mereka tidak makan semenjak pagi, siang dan malam, hal ini baru diketahui pada malam hari ketika ada gagasan untuk dikerahkan menyerbu ke dalam kota. Pada waktu itu Batalyon Jateng berada di Halim. Batalyon dari Jatim sudah ditarik ke Kostrad dengan alasan makanan." ungkap Suparjo.

Disisi lain, pada jam-jam genting itu, Soeharto membuka perundingan dengan pasukan dari Batalyon Jateng dan Jatim tersebut.

"Ia mengutus Mayjen Basuki Rachmat, yang kenal dengan beberapa komandan pasukan ini dari Jawa Timur, Mayjen Sobirin Mochtar, bekas komandan Batalyon 530, dan Kolonel Ali Murtopo." tulis Victor M. Fic dalam bukunya. 

Foto: Cuplikan Film Pengkhiatan G30S PKI, suasana di Lubang Buaya saat penemuan jenazah 6 jenderal dan satu perwira pertama Angkatan Darat.

Ketika Basuki Rachmat dan para perwira ini lewat untuk mencari bekas teman-teman mereka itu, para prajurit batalyon itu memberi hormat kepada mereka, bersikap bersahabat tetapi tampak bingung karena tidak tahu apa sebenarnya yang tengah terjadi. 

Ketika Soeharto diberi tahu bahwa para komandan kedua batalyon ini pergi ke istana dengan Supardjo pagi-pagi sekali, ia memanggil para wakil komandan kedua batalyon itu ke KOSTRAD. 

Soeharto sangat ramah, dia yang membalas penghormatan mereka dalam parade pada hari sebelumnya, dan kepada mereka disampaikannya bahwa mereka telah kena tipu oleh G30S PKI.

“Saudara-saudara mengawal Presiden,tetapi sebenarnya saudara-saudara telah dimanipulasi untuk melindungi sebuah kudeta yang dilakukan oleh Untung. Yang jelas, saudara-saudara mengawal istana yang kosong, karena Presiden sekarang berada di Halim, sebagai tawanan Untung.” kata Soeharto.

“Sekarang, jika saudara-saudara masih setia kepada revolusi dan sumpah prajurit, kumpulkan anak buah saudara dan kembali ke sini melapor pada saya. Jika tidak, saya terpaksa mengambil tindakan tegas terhadap saudara-saudara.” tegasnya.

Foto: Mayjen Soeharto, saat pemakaman 6 jenderal dan satu perwira pertama Angkatan Darat. (Dok. Film Pengkhianatan G30S PKI.

Karena pengaruh pertemuan yang bersahabat dengan Kostrad ini, Batalyon 530 terpecah, dan pada pukul 16.00 banyak prajurit yang meninggalkan Medan Merdeka dan melapor ke Kostrad.

Para pasukan ini berubah haluan, dan kemudian ikut serta dalam operasi-operasi perbersihan para sukarelawan dari Lubang Buaya yang datang menyerang kota. 

Namun, Suharto tidak terlalu beruntung dengan anggota Batalyon 454. Mereka menolak berputar haluan. hanya dua kompi yang bersedia, selebihnya dengan gigih bertahan melaksanakan tugas menduduki dan mengawal stasiun radio dan pusat komunikasi, sampai mereka menyerah esok hari pada waktu senja saat diserbu RPKAD Pimpinan Kolonel Sarwo Edhie Wibowo. (Buz)

Ikuti terus perkembangan berita lainnya melalu channel YouTube tvOneNews:

Komentar
Berita Terkait
Topik Terkait
Saksikan Juga
Jangan Lewatkan
Cerai dari Ruben Onsu, Sarwendah Sudah Dijodohkan dengan Boy William, Betrand Peto Bereaksi: Jangan...

Cerai dari Ruben Onsu, Sarwendah Sudah Dijodohkan dengan Boy William, Betrand Peto Bereaksi: Jangan...

Betrand Peto ungkap perasaannya soal kedekatan sang ibunda Sarwendah dan Boy William yang belakangan ini jadi perbincangan. Ia mengaku bahwa sebenarnya....
Respons Penundaan Kenaikan PPN 12 Persen, Ketum Kadin Anindya Bakrie: Kita Akan Bahas Ini di Rapimnas

Respons Penundaan Kenaikan PPN 12 Persen, Ketum Kadin Anindya Bakrie: Kita Akan Bahas Ini di Rapimnas

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Anindya Bakrie buka suara soal penundaan kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 12 persen.
Shin Tae-yong Pastikan Hubungan dengan Pemain Baik-baik Saja, Hanya Saja Timnas Indonesia Perlu Benahi Ini

Shin Tae-yong Pastikan Hubungan dengan Pemain Baik-baik Saja, Hanya Saja Timnas Indonesia Perlu Benahi Ini

Kekalahan atas Jepang yang menjadi sorotan ternyata mampu dibenahi oleh Shin Tae-yong ketika memimpin Timnas Indonesia.
Cegah Kecurangan Rekapitulasi Suara Pilkada Jakarta 2024, Kubu Ridwan Kamil - Suswono Kerahkan Partai Koalisi

Cegah Kecurangan Rekapitulasi Suara Pilkada Jakarta 2024, Kubu Ridwan Kamil - Suswono Kerahkan Partai Koalisi

Kabar menyudutkan kubu pasangan Pilkada Jakarta 2024 yakni Ridwan Kamil - Suswono (RIDO) mencuat pada sejumlah paltform media sosial.
Minim Partisipasi, Kubu Ridwan Kamil - Suswono Tuding 'Serangan Fajar' di Pilkada Jakarta 2024

Minim Partisipasi, Kubu Ridwan Kamil - Suswono Tuding 'Serangan Fajar' di Pilkada Jakarta 2024

Minim Partisipasi, Kubu Ridwan Kamil - Suswono Tuding 'Serangan Fajar' di Pilkada Jakarta 2024
Buntut Polisi Tembak Polisi, Kapolres Sukabumi AKBP Samian Ultimatum Anggotanya: Senjata Api Itu Juga Dilarang...

Buntut Polisi Tembak Polisi, Kapolres Sukabumi AKBP Samian Ultimatum Anggotanya: Senjata Api Itu Juga Dilarang...

Kapolres Sukabumi, AKBP Samian menanggapi kasus polisi tembak polisi yang kembali terjadi di Polres Solok Selatan, Sumatera Barat. Penggunaan senjata api...
Trending
Buntut Polisi Tembak Polisi, Kapolres Sukabumi AKBP Samian Ultimatum Anggotanya: Senjata Api Itu Juga Dilarang...

Buntut Polisi Tembak Polisi, Kapolres Sukabumi AKBP Samian Ultimatum Anggotanya: Senjata Api Itu Juga Dilarang...

Kapolres Sukabumi, AKBP Samian menanggapi kasus polisi tembak polisi yang kembali terjadi di Polres Solok Selatan, Sumatera Barat. Penggunaan senjata api...
Jemaah Elharamain Wisata Difasilitasi 3x Umroh Dibimbing Muthowif Berpengalaman

Jemaah Elharamain Wisata Difasilitasi 3x Umroh Dibimbing Muthowif Berpengalaman

Selasa (5/11/2024) tak terasa sudah empat hari jemaah Umroh plus Aqsa Elharamain Wisata berada di Madinah. Masih betah rasanya berlama-lama tinggal di kotanya -
Sembari Menunggu Iqamah, Bolehkah Mengisi Waktu Sambil Sholawatan? Ternyata Buya Yahya Bilang Justru Sebaiknya…

Sembari Menunggu Iqamah, Bolehkah Mengisi Waktu Sambil Sholawatan? Ternyata Buya Yahya Bilang Justru Sebaiknya…

Sembari menunggu jamaah datang ke masjid diselingi dengan sholawatan setelah adzan hingga sebelum iqamah, memangnya boleh? Buya Yahya berikan penjelasannya
Pimpin Upacara Kenaikan 26 Pangkat, Ini Pesan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo

Pimpin Upacara Kenaikan 26 Pangkat, Ini Pesan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memimpin upacara kenaikan pangkat terhadap 26 Perwira Tinggi (Pati) Polri. Acara ini digelar di Gedung Rupatama Mabes Polri pada Jumat (29/11/2024).
Dua Pemain Keturunan Ini Berharap Segera Naturalisasi, PSSI harus 'Gercep' Kalau Tidak Mau Diambil Timnas Belanda..

Dua Pemain Keturunan Ini Berharap Segera Naturalisasi, PSSI harus 'Gercep' Kalau Tidak Mau Diambil Timnas Belanda..

Bocoran nama-nama pemain keturunan yang masuk list PSSI untuk dinaturalisasi agar bisa memperkuat Timnas Indonesia PSSI harus gercep kalau tidak diambil Belanda
Ketum PSSI Erick Thohir Full Senyum Usai FIFA Beri Kabar Baik untuk Timnas Indonesia, Begini Katanya...

Ketum PSSI Erick Thohir Full Senyum Usai FIFA Beri Kabar Baik untuk Timnas Indonesia, Begini Katanya...

Ketum PSSI Erick Thohir full senyum usai FIFA beri kabar baik terkait timnas Indonesia. Diketahui, Indonesia kini miliki 1.135,11 poin, atau tambah 16,24 poin.
Omongan Jujur Erick Thohir ke Media Italia Bikin Media Vietnam Heboh, Sebut Timnas Indonesia saat Ini Masih...

Omongan Jujur Erick Thohir ke Media Italia Bikin Media Vietnam Heboh, Sebut Timnas Indonesia saat Ini Masih...

Omongan jujur Erick Thohir kepada media Italia ternyata membuat media Vietnam heboh, Erick Thohir berbicara soal Timnas Indonesia dan potensi di masa depan.
Selengkapnya
Viral