Jakarta - Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar menyambut positif hasil survei yang menunjukkan elektabilitas PKB terus mengalami kenaikan.
”Tren elektabilitas yang cukup positif dan cenderung terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu ini merupakan hasil dari kerja keras seluruh jajaran pengurus, simpatisan dan kader PKB di semua tingkatan yang tidak pernah lelah untuk melakukan konsolidasi dan berbagai kegiatan yang dekat dengan rakyat,” ujar Muhaimin kepada wartawan, Sabtu (04/09/2022).
Kendati begitu, Muhaimin mengajak para pengurus dan kader PKB untuk tidak lebih dulu berpuas diri karena target PKB adalah memenangkan Pemilu baik legislatif maupun Pilpres.
”Di Pileg kalau tidak bisa nomor satu minimal nomor dua. Target kita menang pileg, pilpres dan pilkada serentak,” kata cicit salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Bisri Syansuri ini.
Sebelumnya, Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), PKB bertengger di urutan tiga besar dengan tingkat elektabilitas 9,5%, di bawah PDIP di urutan pertama (24,8%) dan Partai Gerindra di urutan kedua (11%).
Direktur Riset SMRC Deni Irvani menyebutkan, jika pemilihan umum (Pemilu) diadakan sekarang, elektabilitas PKB mengungguli Partai Golkar di posisi 4 dengan tingkat elektabilitas 9,1%, Demokrat (6,6%), PKS (4,1%), NasDem 3,5%, Perindo 3%, PPP 2,7%, dan PAN 1,9%. Sedangkan partai-partai lain mendapatkan suara di bawah 1%. Masih ada 21,7% yang belum menentukan pilihan.
”Dibanding hasil Pemilu 2019, dukungan pada PKB cukup stabil, dari 9,7 persen pada Pemilu 2019 menjadi 9,5 persen pada survei Agustus 2022,” ujar Deny saat merilis hasil survei bertajuk “Tren Elektabilitas Partai Jelang Pemilu 2024” yang disiarkan melalui kanal Youtube SMRC TV, Sabtu (3/9/2022).
elektabilitas PKB terus menunjukkan tren kenaikan. Berdasarkan hasil survei serupa yang dilakukan SMRC pada Desember 2021 lalu, saat itu elektabilitas PKB hanya mencapai 8,4%. Selanjutnya pada survei Maret 2022 naik menjadi 8,6%, dan survei terbaru Agustus 2022 di angka 9,5%.
Sementara partai lain seperti Partai Nasdem, PPP dan PAN mengalami pelemahan dukungan. Dukungan pada Nasdem turun dari 9,1% menjadi 3,5%, PPP dari 4,5% menjadi 1,9%, dan PAN dari 6,8% menjadi 1,9%. Penurunan suara juga dialami oleh partai-partai non-parlemen. Pada Pemilu 2019, partai-partai yang tidak lolos parlemen ini secara akumulatif mendapatkan suara 9,7 persen. Angka ini turun menjadi 5% pada Agustus 2022.
Dalam catatan SMRC, dukungan untuk PKB hingga 1,5 tahun menjelang Pemilu 2024 juga lebih baik dibandingkan menjelang Pemilu 2019. Hingga 1,5 tahun menjelang Pemilu 2024, rata-rata elektabikitas PKB dalam survei Maret 2020 hingga Agustus 2022 adalah 8,8%, lebih tinggi 3,5% dibanding rata-rata elektabilitas yang diraihnya menjelang 2019 dalam survei Mei 2015 hingga September 2017 sebesar 5,3%.(ppk)
Load more