Puan Maharani Bertemu Kader Srikandi Lampung Selatan
- Istimewa
Jakarta - "Syukur alhamdulillah kita bisa bersama kumpul di sini masuk ke ruangan ini hati saya bergetar. Wow, yang ada di pikiran saya. Wow," itulah perkataan Puan Maharani ketika menghadiri pertemuan dengan Kader Srikandi Lampung Selatan.
"Perempuan2 Lampung Selatan hebat. Semuanya berseragam merah. Saya tidak menyangka walaupun tadi hujan lebat panas sekali dan katanya sudah menunggu saya dari pagi ternyata ruangan ini tetap penuh rapi dan isinya perempuan semua," ungkap Puan Maharani.
Puan Maharani ini kemudian menceritakan bagaimana pengalamannya sebagai perempuan yang harus berjuang sebagai Ketua DPR Ri dan sebagai ibu. Ini menunjukkan bahwa perempuan bisa dan mampu. Perempuan harus diberi kesempatan. Perempuan harus punya peluang. Perempuan bisa hebat.
Di manapun kita berada sebagai perempuan tentu saja tidak boleh lupa akan kodratnya sebagai ibu, istri, dan sebagai perempuan. Namun jika kita diberi kesempatan diberi peluang, juga diberi izin dari rumah, pasti kita bisa jadi perempuan-perempuan hebat.
Sudah ada buktinya nyata. Ibu Ketum Megawati Soekarnoputri pernah jadi Presiden dan pernah jadi Wapres. Dari 7 presiden, baru satu presiden perempuan yaitu Ibu Mega.
Banyak menteri tapi yang pernah jadi Menteri Koordinator baru satu yaitu Puan maharani. Ada 23 ketua DPR RI, tapi baru 1 perempuan. Dan paling muda dari yg pernah ada yaitu Puan Maharani.
Memang kerja-kerja kita itu akan 2 kali lipat dibanding laki-laki.
"Saya merasakan itu, karena sudah kerja diluar pas pulang ke rumah harus tetap urusin rumah. Tetap harus ada makanan di meja makan. Kalau ada anak ngurusin anak," ungkap Puan.
Walaupun saya sudah jadi ketua DPR RI, sama kalau ke rumah buka tudung saji. Kemudian mengecek ada makanan nggak dan nasinya anget nggak. Terus waktu anak saya masih sekolah, seragamnya saya lihat apakah sudah siap atau belum.
Belum lagi mengecek tugas sekolah. Saya gak bisa ngajarin, karena sudah beda jaman saya sekolah sama sekarang.
Walau demikian, Puan tetap memperhatikan apakah anaknya sudah belajar atau belum. Bahkan, sebelum tidur ia harus menbacakan cerita.
Load more