Kolaborasi Menjadi Kekuatan untuk Mencapai Perempuan Mandiri
- ANTARA FOTO/ Galih Pradipta.
Nusa Dua - Upaya kolaboratif dan sinergi dengan berbagai pihak menjadi kekuatan Indonesia dalam mencapai target perempuan Indonesia berdaya dan mandiri. Kerja bersama aktif itu telah digalang pemerintah dengan berbagai pihak di luar pemerintah, seperti pihak swasta, dan telah berdampak.
“Beberapa perusahaan swasta berhasil mengembangkan kebijakan untuk memastikan partisipasi perempuan dan pengambilan keputusan,” kata Plt. Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat Kementerian PPPA Indra Gunawan dalam agenda G20 Ministerial Conference on Women's Empowerment (MCWE) di Nusa Dua, Bali, Kamis (25/8/2022).
Dalam sesi berbagi pengalaman Indonesia di G20 MCWE, Indra mengatakan bahwa pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan dan program untuk mendukung dan memperkuat pemberdayaan perempuan di berbagai sektor dan menjangkau hingga tingkat desa.
Dalam kesempatan sama, President Director & CEO, PT Xl Axiata Tbk Dian Siswarini mengatakan bahwa kesetaraan gender telah berdampak besar pada manfaat ekonomi dan membuka peluang lebar bagi perempuan untuk berkembang. “Kami berusaha menciptakan lebih banyak pemimpin perempuan di XL Axiata yang bergerak dalam bidang teknologi komunikasi,” ujarnya.
Dian berusaha partisipasi perempuan dalam manajemen perusahaan terus berkesinambungan. Sebab, dari berbagai hasil riset ditemukan bahwa 50 persen perempuan tidak tertarik terjun dalam bidang STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) dan berpikir bahwa bidang ini lebih cocok untuk laki-laki. “Untuk itu, kami memiliki Program Sisternet yang bertujuan untuk mempersempit kesenjangan gender di ranah digital," ujarnya.
President Commissioner PT Blue Bird Tbk Noni Purnomo mengatakan bahwa perusahaannya memiliki Program Kartini Blue Bird untuk mendorong pendapatan kelompok perempuan. “Tahun 2015 kami memulai Program Kartini BlueBird yang memiliki beberapa program pelatihan agar perempuan berani untuk membuka bisnis dari rumah mereka sendiri,” katanya.
Noni mencontohkan, pada saat pandemi perusahaan aktif memberikan berbagai pelatihan, seperti pelatihan membuat usaha “catering”, membuat roti “pastry”, proyek pembuatan tas dan busana, “online shop” hingga edukasi digital. “Kami yakin perempuan memiliki potensi besar,” ujarnya.
Sementara itu, Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi menyatakan pemberdayaan perempuan adalah hal mendasar yang diperjuangkan dalam perusahaan. “Di perusahaan kami, sekitar 50 persen perempuan telah menduduki jajaran senior manajerial dan ini adalah hal mendasar yang terus kami pertahankan karena kami yakin partisipasi perempuan akan memberikan 'benefit' lebih bagi perusahaan,” katanya. (hw/prs)
Load more