Proses pemeriksaan dilakukan secara terpisah dan tidak dalam satu tempat, masing-masing Ajudan dimintai keterangan oleh tim Komnas HAM dengan didampingi oleh Karo Pemnas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan. tetapi tidak ikut di dalam proses pemeriksaan.
"Yang kami dalami pastilah ini masih berupa keterangan, terkait bagaimana peristiwa hari H itu pasti kami dalami. bahkan kami suruh minta menggambar posisi-posisinya itu yang pertama, yang kedua kami juga mendalami spektrum sebelum hari H sebelum Jumat itu, kami tarik ke belakang, kami tanya semua apa yang terjadi, Bagaimana peristiwanya, bahkan kondisinya kayak apa, kondisinya kayak apa itu salah satu yang penting, misalnya begini ini kondisinya kayak bercanda-bercanda tertawa atau tegang. itu kami tanya di beberapa orang yang ikut dalam forum itu ngomongnya memang tertawa tertawa, itu yang kami tanya. Jadi kami lihat spektrum bagaimana kondisinya,"ucap Choirul Anam
"Yang kedua kami juga tarik spektrum yang lebih luas, spektrum waktu yang lebih luas, misalnya di Magelang ngapain, baju apa, ngapain saja dan sebagainya dsb, termasuk juga spektrum waktu kapan berangkat dari Magelang Sampai Kapan nyampai di Jakarta. di Jakarta ngapain aja, pakaiannya apa, kami tanya secara detail dan lengkap. dan masing-masing orang memiliki jawaban sendiri, karena kan ditanyai sendiri-sendiri."lanjutnya
"Apakah sama ataukah tidak? itu nanti diolah di tim, karena tim juga belum sempat rapat. barusan selesai langsung kami turun kesini,"ucapnya.
Tadi yang datang untuk jalani pemeriksaan adalah 6 orang ADC atau ajudan dari Kadiv Propam nonaktif Irjen Ferdy Sambo. satu orang lagi belum ada alasan dan pemberitahuan.
"Sepanjang yang tadi kami periksa, Bharada E menjelaskan banyak hal, salah satunya adalah soal menembak."jelasnya
Lebih lanjut pihak Komnas HAM belum menjelaskan kronologi penembakan apakah sesuai dengan penjelasan dari versi Kapolres Metro Jakarta Selatan.
Load more