Dilanjutkan, pada pukul 23.39 WIB dengan tinggi erupsi 1.500 m di atas puncak. Selang sehari, Anak Krakatau kembali mengeluarkan erupsi dengan tinggi 2.000 m di atas puncak selama 79 detik.
Secara historis, menurut Agung, potensi bahaya longsoran tubuh Gunung Anak Krakatau merupakan ancaman bahaya permanen yang perlu selalu diwaspadai dan diantisipasi utamanya oleh instansi berwenang dalam peringatan dini bahaya ikutan gunung api seperti tsunami.
"Longsoran tubuh gunung api tidak dapat diprediksi waktu kejadian dan volumenya, serta tidak bergantung pada kondisi sedang mengalami erupsi maupun tidak. Longsoran tubuh gunung api dapat terjadi dengan atau tanpa diawali peningkatan aktivitas gunung api," ungkapnya.
Oleh karena itu, ia pun meminta masyarakat mematuhi rekomendasi yang dikeluarkan Badan Geologi Kementerian ESDM melalui PVMBG, serta tidak terpancing berita tidak benar dan tidak bertanggung jawab mengenai aktivitas Gunung Anak Krakatau.
Serta, selalu mengikuti arahan instansi berwenang yakni Badan Geologi yang akan terus melakukan koordinasi dengan BNPB dan kementerian/lembaga, pemda, dan instansi terkait lainnya.
Informasi aktivitas gunung api di Indonesia, gempa bumi, dan gerakan tanah terkini dapat diperoleh melalui aplikasi Magma Indonesia atau laman www.vsi.esdm.go.id atau magma.esdm.go.id, dan media sosial PVMBG (Facebook, Twitter, dan Instagram pvmbg). (ant/ito)
Load more