Ucapan Tien Soeharto Ini Diabaikan, Semua Orang Acuhkan Perkataannya, 2 Tahun Setelah Tien Wafat Semua Ucapannya Ternyata Terbukti
- Istimewa
Jakarta - Wafatnya istri Presiden RI ke-2 Seoharto, Siti Hartinah atau lebih dikenal dengan nama Tien Soeharto meninggalkan duka mendalam bagi keluarga Cendana.
Adapun Tien Soeharto meninggalkan Soeharto dan anak-anak mereka pada 28 April 1996.
Kisah tentang kesetiaan Tien Soeharto banyak dikenang oleh keluarga dan kerabatnya, hingga dituliskan dalam beberapa buku yang menceritakan tentang Soeharto.
Seperti yang dituliskan dalam sebuah buku berjudul "Pak Harto, The Untold Stories", terbitan 1996, salah seorang sahabatnya yakni Siti Aminah Sugandhi atau akrab disapa Mien Sugandhi menceritakan kisahnya bersama Tien Soeharto.
Untuk diketahui, Mien Sugandhi adalah Menteri Negara Urusan Peranan Wanita di rezim Soeharto.

Presiden RI kedua Soeharto dan Istrinya, Tien Soeharto. (Dok Soeharto.co)
Di buku itu, Mien Sugandhi tengah duduk berdampingan dengan Tien Soeharto dalam sebuah kegiatan yang dilaksanakan oleh Partai Golkar.
Kala itu, kata Mien, Tien meminta tolong kepadanya agar Mien menyampaikan bahwa Soeharto jangan lagi direkomendasikan menjadi presiden.
"Tolong katakan kepada...(menyebut salah satu petinggi Partai Golkar), agar pak Harto jangan menjadi presiden lagi. Sudah cukup, sudah cukup, beliau sudah tua," ucap Tien kepada Mien, dalam keterangan buku tersebut.
Mendengar permintaan Tien itu, Mien saat itu mengaku agak heran. Mien lantas balik bertanya bahwa siapa lagi yang pantas menggantikan Soeharto.
"Lho, kalau begitu siapa yang mumpuni untuk menggantikan beliau?" ujar Mien.
Kemudian Tien pun bersikukuh tak mau kalau suaminya itu menjadi presiden lagi.

Siti Hartinah atau lebih dikenal dengan nama Tien Soeharto. (Ist)
"Biarlah itu diserahkan dan ditentukan oleh Pemilu saja. Aku sudah tidak mau lagi. Aku mau pergi, aku lungo (pergi). Pokoke aku lungo," kata Tien.
Mendengar ucapan rekannya itu, Mien Sugandhi pun lantas menyampaikan pesan Tien ke petinggi Partai Golkar saat itu.
Namun sayang, petinggi Partai Golkar kala itu sama sekali tak mempedulikan permintaan Tien, dan tetap menjadikan Soeharto kembali menjadi presiden RI.
Rezim Seoharto Tumbang
Dua tahun setelah Tien meninggal dunia, tepatnya tanggal 28 Maret 1998 Soeharto dilantik jadi presiden (lagi).
Load more