Jakarta – Para Menteri Perburuhan negara-negara G20 menyepakati metode deklarasi isu ketenagakerjaan, melalui Pertemuan Ketiga Kelompok Kerja Bidang Ketenagakerjaan (The 3rd Employment Working Group/EWG) di Jenewa, Swiss.
“Semua sepakat menyelesaikan deklarasi Menteri Perburuhan G20 di Bali, yang berlangsung produktif di tengah isu politik global,” kata Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan RI Anwar Sanusi pada Kamis (16/6/2022) di Jakarta.
Pertemuan Forum Ketiga EWG G20 berlangsung pada 14-15 Juni 2022. Dalam forum yang diselenggarakan di Jenewa itu disusun konsep Deklarasi Menteri Perburuhan/Ketenagakerjaan negara-negara G20.
Deklarasi itu akan dibacakan pada pertemuan Menteri Ketenagakerjaan Anggota G20 di Bali, pada September 2022.
Secara prinsip, seluruh peserta Forum Ketiga EWG G20 sepakat menjadikan Presidensi G20 Indonesia sebagai momentum positif dengan menyetujui berbagai isu yang sudah disiapkan dalam waktu sangat panjang.
“Mudah-mudahan hal yang belum selesai, kita dapat teruskan sampai pertemuan-pertemuan bersifat virtual pada pertengahan Juli dan medio Agustus,” ujarnya.
Pada hari pertama Forum Ketiga EWG G20, peserta mendengarkan laporan the Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), dan International Labour Organization (ILO) tentang dua isu.
Isu pertama, Brisbane Goal 2025, yakni peran seluruh negara anggota dalam mendorong kesetaraan akses hak dan kewajiban antara perempuan dengan laki-laki dalam bidang ketenagakerjaan.
Saat itu, dipaparkan pula capaian kinerja pekerja laki-laki dengan perempuan yang sama-sama terdampak pandemi COVID-19.
Beragam isu yang muncul di pertemuan, membuat peserta memiliki kebijakan untuk merespons pandemi COVID-19 berikut target dari kebijakan ini.
“Dari paparan OECD dan ILO, kita lihat progres Indonesia cukup optimistis. Mudah-mudahan target kita untuk Antalia dan Brisbane bisa dijalankan dengan target yang sudah ditetapkan bersama,” kata Sekjen Kemennaker. (HW/ree)
Load more