Jakarta - Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 kini tengah menghantui masyarakat Indonesia. Kenaikan kasus Covid-19 ini dilaporkan sejak adanya delapan orang yang terinfeksi di Bali.
Penjelasan ini disampaikan oleh Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, terkait penyebaran kasus yang sudah melanda Indonesia saat Konferensi Pers.
"Sudah ada 8 kasus di Indonesia, tiga di antaranya adalah imported case kedatangan luar negeri dari Mauritius, Amerika, dan Brasil saat acara Global Platform for Disaster Risk di Bali," ujarnya saat Pers Menteri Terkait Rapat Terbatas Evaluasi PPKM Senin (13/6/2022).
Sebelum adanya kasus ini, adapun empat kasus yang serupa diantaranya satu WNI dan tiga orang WNA. Dari kasus ini masyarakat diharapkan untuk berhati-hati dan menjaga kesehatan.
"Saya sampaikan ada empat kasus subvarian Omicron yang baru yaitu ada satu orang WNI terpapar BA.4 dan kemudian tiga orang WNA terpapar BA.5," ungkap Syahril dalam keterangan pers virtual, Jumat (10/6/2022).
Dari banyak berita yang menjelaskan mengenai Subvarian Omicron BA. 4 dan BA. 5. berikut fakta-fakta terkait penyakit tersebut.
Dinkes Kota Depok Mary Liziawati menjelaskan dalam keterangannya Subvarian Omicron baru ini bahwa masa inkubasi tergolong lebih cepat daripada Omicron asli (BA.1) dan Delta.
Penyakit ini akan menyerang orang dalam waktu dua sampai tiga hari dengan gejala berupa batuk yang menyakiti tenggorokkan.
"Penderita kasus subvarian ini bergejala dan ada yang tidak bergejala. Adapun gejala yang timbul pada subvarian baru BA.4 dan BA.5, seperti pilek, bersin, sakit tenggorokan, batuk, dan sakit kepala," ucapnya
Sakit ini akan menimbulkan keadaan hidung tersumbat, demam tinggi, mual dan muntah serta sesak nafas yang mengakibatkan susahnya bernafas meskipun diluar ruangan. (mg5/ree)
Load more