Jakarta - Chakra Giri Energi Indonesia (CGEI), merekomendasikan dua solusi untuk mengatasi masalah kelangkaan minyak goreng yang sering terjadi.
Solusi pertama adalah pengolahan limbah minyak konsumsi yang sistematis, dapat digunakan untuk bahan bakar diesel sebagai bentuk recycle dan penghematan. Pengumpulan limbah dengan model bank sampah dengan memberikan insentif berupa pembelian, dapat digunakan di lingkungan perkampungan.
Selain itu, sektor food chain juga dapat berkontribusi dengan membuat kontrak kecil terhadap pengumpulan minyak bekas dengan mobil tangki ukuran sedang atau drum container.
Langkah ini juga dapat menangani dampak pembuangan minyak ke aliran air atau diolah dengan cara yang tidak tepat, secara jangka panjang. Langkah ini masih perlu adanya studi lanjutan, kelayakan, dan kesadaran serta minat pelaku masyarakat.
Usulan kedua adalah pengaturan volume sementara juga diperlukan jika terdapat kejelasan akan dampak B30 terhadap ketimpangan konsumsi masyarakat dalam jangka pendek. Hal tersebut dapat dilakukan dengan kesepakatan antara sektor Perdagangan dengan ESDM.
Direktur Utama CGEI Herman Huang menjelaskan, dengan adanya kenaikan kebutuhan CPO yang dikonversi menjadi bahan bakar diesel ini menimbulkan berkurangnya pasokan CPO untuk keperluan lain atau ada kemungkinan indikasi lain. Polemik sudah berkepanjangan baik dari pihak pengusaha besar dunia “persawitan”, ESDM, Kementrian Perdagangan, pelaku transport darat serta para komentator kebijakan dan pengamat.
Indikasi – indikasi tersebut seperti kelangkaan minyak makan bisa terjadi akibat kurangnya volume CPO yang dapat diolah menjadi minyak makan, ataukah ada indikasi kesengajaan untuk tujuan meraih keuntungan dalam jangka pendek.
Harga CPO naik sekitar 36,3% sepanjang 2021 dari tahun sebelumnya (2020).
Load more