Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menerima kunjungan Anthony Albanese selaku Perdana Menteri Australia di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (6/6/2022). Diketahui Albanese baru saja dilantik 2019 lalu dan memilih Indonesia sebagai negara pertama yang dia kunjungi, ini merupakan sebuah kehormatan bagi Jokowi.
Menurut orang nomor satu di Indonesia, ini bukan merupakan kali pertama dia bertemu dengan Albanese.
"Perdana Menteri Albanese bukan orang baru bagi saya, sebab kita pernah bertemu di tahun 2020. Saat itu Indonesia menjadi negara pertama yang beliau kunjungi usai terpilih sebagai ketua oposisi di tahun 2019," jelas Jokowi dalam pers bersama Albanese, Senin (6/6/2022).
Berbicara soal hubungan bilateral, ternyata Indonesia dan Australia memiliki pondasi hubungan yang kuat dalam hubungan bilateral. Salah satunya menjalin Kemitraan Strategis Komprehensif sejak 2018 dan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement atau IA-CEPA yang sudah mulai berlaku pada 2020.
"Dalam pertemuan bilateral tadi kita membahas perihal dua isu besar yaitu upaya memperkuat kerja sama bilateral dan saling tukar pendapat perihal berbagai isu di kawasan dan dunia," tutur Jokowi.
Rupanya fokus pembicaraan hubungan bilateral ini terpusat pada topik ekonomi. Tentang betapa pentingnya perluasan sektor akses ekspor produk Indonesia menjadi nilai tambah tinggi ke Australia.
"Misalnya otomotif, ekspor perdana mobil CBU buatan Indonesia ke Australia dimulai di bulan Februari yang lalu, saya berharap akses ekspor seperti ini akan terus terbuka," ungkapnya.
Selain perihal ekonomi, rupanya terkait implementasi IA-CEPA Jokowi berharap WNI memiliki kesempatan yang lebih luas untuk dapat bekerja di Australia. Bilateral di bidang pendidikan, hingga memperkuat ketahanan pangan. Karena kerja sama untuk meningkatkan kapasitas di bidang food processing, food innovation dan rantai pasok pangan.
Jokowi juga menyampaikan bahwa penting adanya MoU pertanian antara kedua negara agar segera diimplementasikan, juga kerja sama Energi dan perubahan iklim.
"Saya menyambut baik inisiatif PM Albanese terkait mitra infrastruktur dan ketahanan iklim Indonesia-Australia dengan dana hibah awal sebesar 200 juta Australian Dollar. Kemudian komitmen Investasi Fortesque Metal Group di bidang hidropower dan geothermal senilai US$10 miliar, dan Sun Cable di bidang energi senilai US$1,5 miliar," tutupnya. (gan/put)
Load more