Asa Petani Sawit Rakyat Bangkit: Cerita dari Tebo di Balik Kebijakan HET Pupuk Terbaru
- Ammar Ramzi
Harga pupuk urea kini turun menjadi Rp1.800 per kilogram, pupuk NPK menjadi Rp1.840 per kilogram, pupuk organik menjadi Rp640 per kilogram, dan jenis lainnya juga mengalami penyesuaian serupa. Bagi petani, selisih harga ini berarti pengurangan biaya produksi yang signifikan.
Langkah tersebut bukan tanpa hitungan. Pemerintah mengklaim pembenahan tata kelola pupuk bersubsidi mampu menghemat anggaran hingga Rp10 triliun dan menekan biaya produksi pupuk sebesar 26 persen. Efisiensi itu kemudian “dikembalikan” kepada rakyat dalam bentuk harga pupuk yang lebih murah.
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menilai PT Pupuk Indonesia menjadi contoh keberhasilan holdingisasi BUMN pangan.
Melalui revisi kebijakan subsidi, perusahaan pelat merah itu mampu memperbaiki struktur keuangan sekaligus menjaga pasokan pupuk bagi petani.
“Efisiensi ini kemudian dikembalikan ke rakyat dalam bentuk diskon pupuk bersubsidi sebesar 20 persen,” ujarnya.
Namun, harga murah saja tidak cukup. Tantangan berikutnya adalah memastikan pupuk benar-benar sampai ke petani dengan harga sesuai ketentuan.
Pemerintah pun memperketat pengawasan distribusi melalui sistem digital e-rencana penyediaan dan penyaluran subsidi pupuk yang terintegrasi dengan aplikasi IPUBERS milik PT Pupuk Indonesia.
Distributor dan pengecer yang terbukti menjual pupuk di atas HET tak lagi diberi toleransi. Izin usaha bisa dicabut tanpa kompromi.
Bagi Andi, kebijakan ini memberi harapan baru. Dengan biaya pupuk yang lebih terjangkau, ia berharap hasil panen sawitnya bisa meningkat, sementara beban hidup keluarganya perlahan berkurang.
“Kalau pupuknya benar-benar sampai dengan harga sesuai, kami bisa lebih tenang. Produksi naik, biaya turun, hidup juga ikut membaik,” katanya.
Di balik angka-angka ekonomi dan kebijakan negara, cerita Andi adalah gambaran nyata bagaimana pupuk bersubsidi bukan sekadar soal harga.
Ia adalah penopang harapan bagi jutaan petani yang menjaga denyut ekonomi Indonesia dari kebun-kebun di pelosok negeri.
Load more