Ancaman Banjir di Aceh Tamiang Semakin Singkat Waktunya, FKL Ingatkan Seluruh Pihak Gerak Cepat Antisipasi
- Antara
Dirinya menyatakan, cara terbaik mengembalikan hutan adalah, tidak boleh lagi ada jalan yang dibangun mengarah ke kawasan hutan, karena itu sama halnya membuka akses bagi para perambah.
Di sisi lain, lanjut Rudi, juga jangan diberikan toleransi kepada perusahaan hingga masyarakat kecil bahwa mereka boleh merambah hutan atau melakukan ilegal logging.
"Pemerintah harus sadar, kalau seandainya itu masih diizinkan dengan konsep karena terlanjur, maka nasib kita akan berulang terus seperti ini dan dampaknya itu kemiskinan," ujar Rudi.
Sementara itu, Field Manager (FM) Regional 1 FKL, Zul Asfi menambahkan, pihaknya telah mengidentifikasi pemicu banjir bandang di Aceh Tamiang pada 26 November 2025 lalu, itu diakibatkan karena bukit-bukit di kawasan hutan longsor diguyur hujan deras secara terus menerus.
"Banyak longsoran di hulu sungai menjadi salah satu pemicu utama banjir bandang di Aceh Tamiang," kata Zul Asfi.
FKL mencatat, longsor terparah terjadi di Desa Aras Sembilan, Blang Kandis, Jambo Rambong, Rantau Bintang, Pante Cempa hingga Pantai Bidari, Kabupaten Aceh Timur.
"Aceh Tamiang memang rawan banjir dikarenakan cukup banyak aliran sungai sebagai kabupaten penampung air, dari hulu Simpang Jernih Aceh Timur dan Pining Gayo Lues," demikian Zul Asfi.(ant/raa)
Load more