Kamboja Tuduh Thailand Lakukan Serangan di Tengah Perundingan Damai Perbatasan
- Aditya Pradana Putra-Antara
Meski pertemuan itu hanya berlangsung kurang dari satu jam, langkah tersebut dianggap sebagai awal upaya diplomatik untuk meredakan konflik. Namun, laporan serangan terbaru membuat proses perdamaian kembali berada di bawah bayang-bayang eskalasi militer.
Socheata menyatakan bahwa meskipun insiden serangan masih dilaporkan, tim dari Komite Perbatasan Umum Kamboja–Thailand dijadwalkan tetap melanjutkan diskusi teknis pada Jumat. Ia berharap dialog tersebut dapat menjadi jalan keluar untuk menghentikan permusuhan yang terus berlangsung.
“Kami berharap pembicaraan teknis ini dapat menghentikan konflik, memulihkan stabilitas kawasan, serta memungkinkan warga sipil yang mengungsi untuk kembali menjalani kehidupan normal,” kata Socheata.
Dampak bentrokan di wilayah perbatasan ini tergolong serius. Otoritas Thailand melaporkan sebanyak 23 prajurit Thailand dan satu warga sipil tewas dalam pertempuran. Selain itu, 41 warga sipil lainnya dilaporkan meninggal dunia akibat dampak tidak langsung dari konflik.
Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri Kamboja menyebutkan sedikitnya 31 warga sipil Kamboja tewas sejak bentrokan kembali terjadi. Korban sipil yang terus bertambah menjadi sorotan utama komunitas internasional yang mendorong kedua negara menahan diri.
Lebih dari itu, konflik ini telah memicu krisis kemanusiaan. Hampir satu juta orang dilaporkan mengungsi di kedua sisi perbatasan, meninggalkan rumah dan mata pencaharian mereka demi mencari tempat yang lebih aman.
Ketegangan terbaru ini menegaskan rapuhnya situasi keamanan di perbatasan Kamboja–Thailand. Di tengah upaya diplomasi yang sedang berjalan, eskalasi militer berpotensi memperburuk hubungan bilateral dan menghambat tercapainya perdamaian jangka panjang.
Pengamat menilai keberlanjutan dialog dan transparansi kedua pihak menjadi kunci untuk mencegah konflik meluas. Dunia internasional kini menanti langkah konkret dari Kamboja dan Thailand untuk membuktikan komitmen mereka terhadap perdamaian, bukan justru memperpanjang siklus kekerasan di kawasan. (nsp)
Load more