TNI Kebut Pembangunan Jembatan Bailey di Aceh, Akses Bireuen–Lhokseumawe Ditarget Pulih Akhir 2025
- Antara
Jakarta, tvOnenews.com – Tentara Nasional Indonesia (TNI) memastikan pembangunan jembatan darurat atau jembatan bailey di sejumlah wilayah Aceh terus dikebut. Langkah ini dilakukan untuk memulihkan konektivitas jalur darat yang sebelumnya terputus akibat bencana, sekaligus memastikan aktivitas masyarakat dan distribusi logistik kembali berjalan normal.
Pusat Penerangan Markas Besar TNI menyebut percepatan pembangunan jembatan menjadi prioritas, mengingat ruas jalan yang terdampak merupakan jalur vital penghubung antarwilayah, khususnya di Kabupaten Bireuen hingga Lhokseumawe.
Salah satu jembatan yang hampir rampung adalah Jembatan Bailey Teupin Reudeup pada ruas jalan Bireuen–Lhokseumawe. Progres pembangunannya telah mencapai 99 persen dan kini memasuki tahap akhir pengerjaan.
Kepala Bidang Penerangan Umum Pusat Penerangan Mabes TNI, Kolonel (P) Agung Saptoadi, menjelaskan jembatan tersebut memiliki panjang sekitar 39 meter dan dibangun menggunakan material dari Kementerian Pekerjaan Umum.
“Jembatan ini dikerjakan oleh personel Yonzipur 16/Dhika Anoraga dan saat ini hampir selesai,” ujar Agung saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat (19/12/2025).
Selain Teupin Reudeup, pembangunan Jembatan Bailey Kutablang pada ruas jalan yang sama juga terus digenjot. Jembatan ini memiliki bentang sekitar 66 meter dan menjadi salah satu titik krusial untuk mengembalikan kelancaran arus transportasi darat di wilayah tersebut.
Pengerjaan Jembatan Bailey Kutablang dilakukan oleh personel gabungan Zidam Iskandar Muda dan Yonzipur 16/Dhika Anoraga. Hingga saat ini, progres pembangunan telah mencapai sekitar 60 persen, setelah pemasangan lantai jembatan serta wings penarik.
Tak hanya itu, pembangunan jembatan darurat juga dilakukan di lokasi lain, yakni Jembatan Bailey Jeumpa atau Cot Bada di Kabupaten Bireuen. Jembatan ini menunjukkan kemajuan signifikan dengan progres mencapai 80 persen.
Jembatan Bailey Jeumpa menggunakan tipe 1-1 dengan panjang sekitar 18 meter. Material pembangunan berasal dari Zidam, dan pengerjaannya ditargetkan rampung pada akhir Desember 2025.
Agung menegaskan, seluruh upaya pembangunan jembatan bailey tersebut merupakan bagian dari dukungan TNI Angkatan Darat dalam mempercepat pemulihan infrastruktur pascabencana, khususnya infrastruktur yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.
“Upaya pembangunan jembatan ini sebagai bagian dari dukungan TNI AD dalam percepatan pemulihan infrastruktur dan pelayanan publik,” kata Agung.
Ia memastikan, seluruh personel di lapangan terus bekerja maksimal agar jembatan-jembatan tersebut dapat segera digunakan sebelum akhir tahun. Dengan berfungsinya kembali jalur darat utama, mobilitas warga diharapkan kembali normal dan distribusi logistik, termasuk bahan kebutuhan pokok, dapat berjalan lancar.
Keberadaan jembatan bailey dinilai sangat krusial sebagai solusi sementara sebelum pembangunan jembatan permanen dilakukan. Selain cepat dipasang, jembatan jenis ini mampu menopang beban kendaraan dan memulihkan konektivitas wilayah yang terisolasi akibat bencana alam.
Masyarakat setempat pun diharapkan dapat segera merasakan manfaat dari percepatan pembangunan tersebut, terutama untuk aktivitas ekonomi, pendidikan, dan layanan kesehatan. Jalur Bireuen–Lhokseumawe sendiri dikenal sebagai salah satu urat nadi transportasi di wilayah Aceh bagian utara.
TNI menegaskan komitmennya untuk terus bersinergi dengan pemerintah daerah dan kementerian terkait dalam memastikan pemulihan infrastruktur berjalan cepat, tepat, dan aman. Langkah ini sekaligus menjadi wujud nyata peran TNI dalam operasi militer selain perang, khususnya membantu penanganan bencana dan pemulihan wilayah terdampak.
Dengan progres yang terus meningkat, TNI optimistis seluruh jembatan bailey yang dibangun di Aceh dapat difungsikan sesuai target, sehingga akses darat kembali terbuka dan aktivitas masyarakat dapat pulih sepenuhnya menjelang akhir 2025. (ant/nsp)
Load more