BMKG Jelaskan Siklon Tropis, Bibit Siklon, dan Puting Beliung: Penyebab, Ciri, dan Dampaknya yang Perlu Diwaspadai
- Antara
Jakarta, tvOnenews.com — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali menegaskan pentingnya memahami perbedaan antara siklon tropis, bibit siklon, dan puting beliung.
Ketiganya memang terlihat mirip sebagai fenomena cuaca ekstrem, namun secara skala, durasi, hingga dampak, perbedaannya sangat signifikan. Informasi ini disampaikan melalui akun Instagram resmi BMKG sebagai bagian dari edukasi publik menghadapi cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi.
Apa Itu Siklon Tropis?
Siklon tropis merupakan badai raksasa yang terbentuk di atas lautan hangat dengan suhu permukaan minimal 26,5°C. Fenomena ini bisa mencapai radius 150 hingga 200 kilometer, disertai angin kencang berkecepatan minimal 63 km/jam dan berputar sangat kuat. Inilah yang membuat siklon tropis menjadi salah satu fenomena cuaca paling mematikan di planet ini.
Saat terbentuk di lautan, siklon tropis mampu menghasilkan gelombang laut sangat tinggi, hujan deras, dan angin kencang yang berpotensi mengganggu aktivitas pelayaran. Air laut dapat terangkat dan membentuk gelombang ekstrem yang menghantam wilayah pesisir.
Dampaknya semakin besar ketika siklon tropis bergerak menuju daratan. Angin kencang dapat merusak bangunan, jembatan, kendaraan hingga infrastruktur lain, serta mengubah benda-benda di permukaan menjadi puing terbang yang mematikan. Salah satu dampak paling berbahaya adalah storm surge, yakni kenaikan tinggi muka air laut secara drastis yang dapat menyebabkan banjir parah di wilayah pesisir.
Bibit Siklon Tropis: Fase Awal Pembentukan Badai
Bibit siklon adalah tahap awal sebelum sebuah sistem cuaca tumbuh menjadi siklon tropis. Pada fase ini, kecepatan angin berkisar 15–34 knot. Bibit siklon terbentuk ketika area tekanan rendah di laut mulai berkembang dan menunjukkan sirkulasi angin yang mulai terorganisir.
Jika kondisi atmosfer mendukung — seperti suhu permukaan laut yang cukup hangat, kelembapan udara tinggi, dan tidak adanya geseran angin yang terlalu kuat — bibit siklon dapat berkembang menjadi siklon tropis dengan kecepatan angin 34 knot atau lebih, disertai struktur badai yang semakin jelas.
Fase bibit ini sangat penting dimonitor karena menjadi penentu apakah sebuah sistem cuaca berpotensi berkembang menjadi badai besar yang mampu menimbulkan dampak luas.
Load more