BMKG Ungkap Kemunculan Bibit Siklon Tropis 93S di Perairan NTB, Berpotensi Picu Cuaca Ekstrem di Jatim hingga Bali
- kemkes.go.id
Jakarta, tvOnenews.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap munculnya bibit siklon tropis 93S di perairan Nusa Tenggara Barat (NTB) bagian selatan. Kemunculan sistem ini diperkirakan memicu cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Indonesia bagian selatan, termasuk Jawa Timur, Bali, NTB, hingga sebagian Nusa Tenggara Timur.
Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Khusus BMKG, Miming Saepudin, menjelaskan bahwa bibit siklon tropis tersebut terdeteksi pada Kamis, 11 Desember 2025, sekitar pukul 07.00 WIB atau 08.00 Wita. Meski peluang bibit 93S berkembang menjadi siklon tropis dinilai rendah, BMKG mengingatkan bahwa dampak tidak langsungnya tetap perlu diwaspadai.
“Potensi bibit siklon tropis 93S berkembang menjadi siklon tropis dalam kategori peluang rendah,” ujar Miming dalam laporan resmi yang diterima di Mataram, NTB, Jumat (12/12).
Didukung Sejumlah Faktor Meteorologis
BMKG mencatat bahwa kemunculan bibit siklon tropis 93S dipengaruhi sejumlah kondisi atmosfer. Gelombang Equatorial Rossby dan gelombang frekuensi rendah terpantau aktif di sekitar sistem sehingga mendukung terbentuknya area tekanan rendah.
Selain itu, suhu permukaan laut yang hangat berkisar 28 hingga 29 derajat Celcius menjadi salah satu faktor pemicu pertumbuhan awal bibit siklon. Kondisi ini diperkuat dengan wind shear atau geseran angin yang lemah serta vortisitas pada kategori sedang di lapisan bawah hingga menengah, yang menunjukkan adanya rotasi awal pada sistem.
Namun demikian, Miming menegaskan bahwa ada beberapa faktor yang menahan perkembangan bibit 93S menjadi siklon tropis penuh. Kelembaban udara di sekitar area masih cukup kering pada lapisan 500 hingga 200 hPa. Kondisi konvergensi dan divergensi juga dinilai lemah, dan belum terlihat inflow angin kuat yang mengalir menuju pusat sistem.
“Faktor-faktor tersebut membuat pertumbuhan sistem belum maksimal. Karena itu peluang penguatan masih rendah,” kata Miming.
Masih Bergerak Perlahan dan Cenderung Stasioner
BMKG memprakirakan bibit siklon tropis 93S masih akan bersifat persisten dalam beberapa waktu ke depan. Ciri-cirinya terlihat dari angin maksimum di sekitar sistem yang belum menunjukkan peningkatan signifikan dan pola sirkulasi yang masih melebar.
Pergerakannya diperkirakan lambat ke arah barat hingga barat daya. Meski demikian, BMKG melihat potensi peningkatan intensitas sistem secara bertahap, ditandai pola sirkulasi yang mulai terbentuk lebih jelas di lapisan bawah hingga menengah.
“Pergerakan sistem masih cenderung stasioner dalam waktu dekat,” ujar Miming.
Dampak Cuaca Ekstrem di Sejumlah Wilayah
BMKG memperingatkan bahwa bibit siklon tropis 93S memberikan dampak tidak langsung berupa cuaca ekstrem hingga 12 Desember 2025 pukul 13.00 WIB atau 14.00 Wita. Dampak tersebut berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di sejumlah wilayah, terutama:
-
Jawa Timur
-
Bali
-
Nusa Tenggara Barat
-
Nusa Tenggara Timur bagian barat
Hujan lebat berpotensi disertai angin kencang dan dapat meningkatkan risiko banjir, banjir bandang, hingga tanah longsor di kawasan rawan.
Gelombang Tinggi di Perairan Selatan Jawa hingga NTT
Selain hujan lebat, BMKG juga memperingatkan potensi gelombang tinggi kategori sedang, antara 1,25 hingga 2,5 meter, di sejumlah wilayah perairan. Kawasan yang berpotensi terdampak meliputi:
-
Samudra Hindia selatan Jawa Timur hingga Nusa Tenggara Timur
-
Perairan selatan Jawa Timur
-
Selat Bali
-
Selat Lombok
-
Selat Alas bagian selatan
BMKG mengimbau nelayan, pelaku pelayaran, dan masyarakat pesisir agar mewaspadai potensi gelombang tinggi yang dapat mengganggu aktivitas transportasi laut dan perikanan.
BMKG Minta Masyarakat Tetap Waspada
Meski potensi penguatan bibit siklon tropis 93S masih rendah, BMKG menegaskan bahwa dampaknya terhadap cuaca nasional tidak bisa diabaikan. Masyarakat diminta tetap mengikuti pembaruan informasi cuaca, terutama mereka yang tinggal di daerah rawan bencana hidrometeorologi.
Pada periode puncak musim hujan, fenomena seperti bibit siklon tropis dapat memperburuk kondisi cuaca dalam waktu singkat. Oleh karena itu, BMKG mengimbau pemerintah daerah dan warga agar meningkatkan kewaspadaan, terutama terkait potensi hujan lebat, banjir, hingga gelombang tinggi.
Peringatan dini akan terus diperbarui seiring perkembangan sistem di perairan selatan NTB. BMKG memastikan pemantauan dilakukan secara intensif untuk memberikan informasi yang cepat dan akurat kepada masyarakat. (ant/nsp)
Load more