Kepanikan Pembelian BBM di Aceh Barat Sebabkan SPBU Kehabisan Stok, Pemerintah Diminta Bertindak
- Pertamina
Meulaboh, tvOnenews.com– Sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kabupaten Aceh Barat dilaporkan kehabisan stok Bahan Bakar Minyak (BBM) pada Sabtu, 7 Desember 2025. Kondisi ini terjadi setelah muncul aksi borong dan dugaan praktik penimbunan BBM oleh oknum tertentu, sehingga antrean panjang kendaraan tidak dapat dihindari.
Pantauan di lapangan menunjukkan antrean kendaraan roda dua hingga roda empat mengular di sejumlah titik jalan utama di Meulaboh, ibu kota Kabupaten Aceh Barat. Kemacetan pun tak terelakkan karena banyak pengendara memadati SPBU untuk mendapatkan BBM di tengah kondisi kepanikan warga.
“Kami berharap pihak terkait segera membatasi pembelian BBM, baik Pertalite maupun non-subsidi, agar antrean tidak semakin panjang dan kemacetan bisa diatasi,” ujar Deni Setiawan, warga Meulaboh.
Ia menilai situasi ini semakin rumit karena tidak adanya pengawasan ketat di lapangan. Menurutnya, aparat penegak hukum, Pertamina, dan pemerintah daerah perlu hadir langsung di semua SPBU agar distribusi berjalan aman dan tertib.
Deni juga meminta pemerintah menindak pedagang BBM eceran yang menjual dengan harga di atas standar. Ia menegaskan situasi darurat bukan alasan bagi pihak tertentu mengambil keuntungan dengan menaikkan harga semaunya.
“Berikan tindakan tegas dan edukasi kepada mereka. Kami sebagai masyarakat jadi korban,” tegasnya.
Menurut Deni, kepanikan masyarakat disebabkan kurangnya informasi resmi dari pemerintah. Situasi diperburuk dengan terganggunya akses media sosial, sehingga masyarakat tidak memperoleh penyampaian yang jelas mengenai kondisi pasokan BBM.
“Kepanikan ini bisa dicegah jika komunikasi pemerintah berjalan baik. Banyak warga akhirnya takut kehabisan BBM dan memilih membeli dalam jumlah besar,” tambahnya.
Meski stok di SPBU kosong, Deni menyebut informasi yang ia terima menunjukkan ketersediaan BBM sebenarnya masih mencukupi apabila masyarakat tidak melakukan pembelian berlebihan.
Di sisi lain, Pertamina memastikan pasokan BBM di wilayah Aceh dalam kondisi aman dan distribusi masih berjalan. Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Sumbagut, Fahrougi Andriani Sumampouw menegaskan suplai dilakukan secara dinamis sesuai kondisi lapangan.
“Tim suplai terus menyesuaikan rute dan jadwal pengiriman. Kami mengimbau masyarakat membeli BBM sesuai kebutuhan harian agar distribusi merata dan layanan tetap berjalan,” jelasnya.
Ia juga meminta konsumen tidak melakukan panic buying karena tindakan itu justru memperburuk situasi distribusi BBM di daerah terdampak.
Sementara itu, Komite BPH Migas, Fathul Nugroho, menegaskan bahwa pola konsumsi BBM yang wajar saat terjadi bencana sangat penting untuk menjaga ketersediaan energi bagi seluruh masyarakat.
“Kami mengimbau masyarakat tidak membeli BBM melebihi kebutuhan. Pola konsumsi yang terukur akan mempercepat pemulihan layanan dan mencegah kelangkaan berkepanjangan,” tutur Fathul.
Ia juga meminta SPBU menerapkan pembatasan pembelian apabila diperlukan, guna menghindari penimbunan dan praktik penyalahgunaan distribusi BBM.
Peristiwa ini menjadi perhatian serius, terlebih Aceh Barat saat ini sedang menghadapi kondisi darurat yang membutuhkan stabilitas distribusi energi untuk mendukung aktivitas warga dan layanan publik.
Dengan meningkatnya tekanan distribusi, pemerintah daerah dan Pertamina diminta segera melakukan langkah konkret untuk mengatur pembelian, memperkuat pengawasan, serta mengedukasi masyarakat agar tidak melakukan pembelian berlebihan.
Hingga berita ini diturunkan, antrean masih terjadi di beberapa SPBU meski beberapa kendaraan mulai memilih mundur setelah mengetahui stok sudah habis. Pemerintah daerah dan aparat terkait diharapkan segera menggelar rapat koordinasi untuk meredam kepanikan dan memastikan distribusi BBM kembali normal.
Fenomena panic buying di Aceh Barat ini menjadi pengingat penting bahwa transparansi informasi, pengawasan distribusi, dan kepatuhan masyarakat terhadap aturan penggunaan energi sangat menentukan stabilitas suplai di tengah situasi darurat. (ant/nsp)
Load more