Tim Medis Unhas Ambil Alih Layanan Kesehatan Pascabencana di Pidie Jaya Aceh
- Antara
Makassar, tvOnenews.com – Tim Bantuan Medis Universitas Hasanuddin (Unhas) resmi mengambil alih layanan kesehatan di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, setelah tenaga medis setempat mengalami kelelahan akibat bekerja terus-menerus pascabencana banjir dan longsor yang melanda wilayah tersebut.
Ketua Tim Bantuan Medis Unhas untuk wilayah terdampak, dr. Muh Andry Usman, SpOT (K), mengatakan bahwa pengambilalihan ini dilakukan sebagai langkah penyelamatan sistem layanan kesehatan darurat agar tetap berjalan optimal di tengah situasi krisis. Pernyataan tersebut disampaikan dalam keterangan resmi yang diterima di Makassar, Kamis (4/12).
Menurutnya, fasilitas rumah sakit di Pidie Jaya masih dapat beroperasi, namun beban kerja tinggi membuat tenaga kesehatan lokal membutuhkan pergantian.
"Fasilitas kesehatan masih berfungsi dengan baik. Namun, tenaga kesehatan sudah bekerja tanpa henti dan mengalami kelelahan. Karena itu, tim medis Unhas diterjunkan untuk menggantikan sementara agar pelayanan tetap berjalan," jelas dr. Andry.
Stok Obat Masih Ada, Namun Butuh Pasokan Lanjutan
Dalam pemantauan awal, kebutuhan obat-obatan dan perlengkapan medis di rumah sakit maupun pos kesehatan sementara masih tersedia. Meski demikian, persediaan diperkirakan tidak akan cukup untuk bertahan dalam waktu lama.
"Ketersediaan obat dan alat medis masih mencukupi untuk kebutuhan saat ini, tapi bantuan tambahan harus segera dikirim. Berdasarkan perkiraan, stok tidak akan bertahan hingga satu minggu ke depan," ujarnya.
Selain kebutuhan medis, dua faktor utama kini dianggap paling mendesak: listrik dan air bersih. Operasional rumah sakit, distribusi bantuan, hingga komunikasi semua bergantung pada sumber daya tersebut.
"Listrik hanya bergantung pada genset, sementara pasokan bahan bakar solar terus menipis. Air bersih juga mulai terbatas sehingga berpotensi memicu penyakit pascabencana," tambahnya.
Akses Masih Terputus, Evakuasi Lewat Udara
Selain Pidie Jaya, sejumlah kawasan terdampak banjir dan longsor di Aceh masih sulit dijangkau. Akses darat sebagian besar terputus akibat kerusakan infrastruktur, jalan amblas, serta jembatan putus.
Dengan situasi tersebut, evakuasi korban maupun logistik hanya bisa dilakukan melalui jalur udara menggunakan helikopter. Namun kapasitas angkutan sangat terbatas.
"Helikopter hanya bisa membawa beberapa orang dalam satu kali penerbangan. Ini membuat proses evakuasi membutuhkan waktu lebih lama," kata Andry.
Dukungan dari KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat
Sebagai bagian dari respons cepat, Departemen Orthopedi Unhas juga mengirim dua tenaga medis untuk bergabung dengan tim kesehatan yang ditempatkan di KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat, kapal rumah sakit milik TNI Angkatan Laut.
Kapal tersebut saat ini berlabuh di perairan Sibolga, Sumatera Utara, dan berfungsi sebagai pusat rujukan medis. Korban yang berhasil dievakuasi melalui jalur udara dibawa ke kapal untuk mendapatkan penanganan medis lanjutan.
Dengan kapasitas peralatan kesehatan lebih lengkap, keberadaan kapal rumah sakit ini diharapkan dapat menekan risiko komplikasi medis akibat keterlambatan penanganan di daratan.
Harapan untuk Pemulihan Sistem Kesehatan di Aceh
Langkah penugasan tim medis Unhas menjadi bagian dari upaya nasional dalam memperkuat layanan kesehatan darurat di wilayah terdampak. Para relawan diproyeksikan bekerja hingga kondisi layanan kesehatan lokal stabil dan tenaga medis setempat siap kembali bertugas.
Dr. Andry menegaskan bahwa pemulihan kesehatan masyarakat di Pidie Jaya dan wilayah terdampak lainnya masih membutuhkan dukungan jangka menengah, termasuk distribusi logistik kesehatan, sanitasi, serta layanan trauma healing bagi penyintas.
"Kami berharap kebutuhan dasar dan pasokan medis tambahan segera terpenuhi. Kolaborasi lintas lembaga masih sangat diperlukan untuk menjaga layanan tetap berjalan," tutupnya. (ant/nsp)
Load more