Menteri Lingkungan Hidup Minta Tambah Anggaran Rp 28 Miliar untuk Tangani Radioaktif Cesium-137 Cikande
- TV Parlemen
Jakarta, tvOnenews.com - Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menyampaikan pemerintah membutuhkan tambahan anggaran untuk menangani kasus pencemaran radioaktif Cesium-137 di kawasan Cikande, Banten.
Hal ini dia sampaikan dalam rapat bersams Komisi XII DPR RI di Gedung DPR, Jakarta Pusat, Rabu (3/12/2025).
Hanif mengusulkan kepada DPR agar anggaran penanganan kasus Cesium-137 di Cikande ditambah Rp28 miliar pada tahun depan.
“Terkait dengan operasional penanganan Cikande masih diperlukan anggarannya tidak kecil, sehingga Kementerian Lingkungan Hidup mengkoordinir semua teman-teman kementerian lembaga untuk melakukan usulan penambahan anggaran di tahun 2026 sejumlah Rp28 miliar,” kata Hanif.
Dia berharap Komisi XII DPR dapat menyetujui usulan tambahan anggaran tersebut, sehingga kasus pencemaran radioaktif Cesium-137 dapat segera ditangani.
Sebelumnya, Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, Setia Diarta, menjelaskan soal hasil investigasi pemerintah terkait temuan kontaminasi zat radioaktif Cesium-137 pada udang yang diekspor ke Amerika Serikat (AS).
Setia mengungkap sumber radiasi Cesium-137 ditemukan pada tungku peleburan baja milik PMT. Namun, pemerintah tidak pernah menyetujui PMT untuk mengimpor sumber bahan baku scrap baja.
“Sumber bahan baku yang digunakan setelah kami telusuri dari database kami, PMT pernah mengajukan importasi scrap, tapi tidak pernah disetujui oleh Kemenperin,” kata Setia dalam rapat di Gedung DPR, Jakarta Pusat, Senin (10/11/2025).
Dengan demikian, pihaknya menduga sumber bahan baku yang digunakan PT PMT didapatkan dari dalam negeri.
“Jadi ada dua kemungkinan sumber bahan baku PT PMT ini. Dari lokal atau dari industri yang diperkenankan untuk mengimpor scrap baja, menjualnya ke PMT,” ujarnya.
“Tapi posisi kedua ini tidak boleh dilakukan karena ini masuk importasi scrap, tidak boleh diperjualbelikan,” sambung Setia.
Setia mengatakan jika supplier scrap baja berasal dari, maka kemungkinan adalah bekas peralatan medis.
“Kalau suppliernya dari luar negeri kemungkinan adalah baja atau bekas peralatan medis yang punya kemungkinan untuk memberikan kontaminan pada saat peleburan. Kenapa pada saat peleburan diprediksi, karena paling tinggi kontaminannya itu ada pada tungku,” tuturnya.
Load more