Acara Edukasi D’Forum: The Miracle of Vitamin D Digelar, Bahas Literasi Kesehatan Masyarakat Soal Pentingnya Vitamin D
- Tim tvOnenews
Jakarta, tvOnenews.com – Gelar acara edukasi bertema “D’Forum: The Miracle of Vitamin D”, PT Kalbe Farma melalui Prove D3 beberkan literasi kesehatan masyarakat Indonesia mengenai pentingnya Vitamin D.
Acara ini Juga dihadiri oleh Asmirandah selaku public figure dan ibu dengan pengalaman kehamilan melalui IVF.
Asmirandah membagikan kisahnya tentang persiapan kehamilan bersama Prove D3. Ia menuturkan bahwa kondisi tubuh harus dipersiapkan secara optimal sebelum menjalani program IVF.
Vitamin D menjadi salah satu nutrisi yang sangat diperhatikannya dalam proses persiapan tersebut.
Pengalaman ini membantunya lebih peka terhadap kebutuhan nutrisi tubuh. Asmirandah pun berharap lebih banyak perempuan menyadari pentingnya Vitamin D sejak sebelum hamil.
“Saat menjalani program kehamilan hingga setelah melahirkan, aku rutin konsumsi Prove D3 karena berperan penting bagi perkembangan tulang, imunitas, dan kesehatan janin, sekaligus membantu pemulihan dan daya tahan ibu," kata Asmirandah di acara D’Forum : The Miracle of Vitamin D.
"Selain itu, aku juga rutin memberikan Prove D3 drops kepada anakku saat lahir hingga sekarang. Aku berharap pengalaman pribadi ku ini dapat mengedukasi ibu lain untuk lebih peduli pada asupan Vitamin D3 sejak program hamil, sehingga perjalanan menjadi ibu bisa lebih sehat dan terencana,” lanjutnya.
Acara ini juga turut merayakan lima tahun Prove D3 yang turut menjawab tantangan rendahnya kadar Vitamin D di masyarakat Indonesia meskipun berada di wilayah tropis, yakni di bawah 30ng/mL.
Bahkan berbagai literatur menunjukkan bahwa defisiensi vitamin D terjadi pada hampir semua kelompok usia, terutama pada kategori wanita, ibu hamil, anak, lansia (lanjut usia), bahkan pekerja kantoran.
“Seiring dengan komitmen Kalbe Farma untuk selalu berupaya menyehatkan bangsa, sudah menjadi tugas kami melakukan edukasi menyeluruh terkait Vitamin D pada semua kalangan usia," kata dr Selvinna.
"Selama lima tahun perjalanan Prove D3, kami melihat bahwa edukasi mengenai Vitamin D tidak hanya diperlukan, tetapi juga sangat diminati masyarakat. Banyak orang belum memahami bahwa status Vitamin D yang rendah berdampak pada sistem imun, keseimbangan hormon, hingga kualitas hidup secara keseluruhan,” sambungnya.
Sebagai pelopor Vitamin D di Indonesia, Prove D3 telah menjalankan beberapa aktivitas berupa edukasi multi disiplin bersama para tenaga kesehatan, bakti sosial hingga area perifer, dan seminar awam kepada berbagai kalangan.
"Kami melakukan pengembangan edukasi pada Ibu dan anak, karena banyak ibu hamil di Indonesia mengalami defisiensi vitamin D, padahal vitamin D membantu tumbuh kembang janin dan kesehatan ibu, antara lain untuk perkembangan tulang dan otak janin, menurunkan risiko pre-eklampsia, serta menjaga kekuatan imunitas ibu, terutama pada 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan),” tambah Maria Stefani.
Kebutuhan Vitamin D pada wanita pun memiliki peran vital dalam menjaga kesehatan reproduksi.
Kekurangan vitamin D dapat mengakibatkan gangguan kesuburan (PCO dan Endometriosis), komplikasi kehamilan (pre-eklampsia dan persalinan prematur), kesehatan mental (depresi), dan penyakit kanker (kanker gonad).
Kekurangan Vitamin D pada ibu hamil juga berdampak pada tumbuh kembang bayi. maka pemantauan kadar Vitamin D sejak program hamil menjadi langkah penting bagi calon ibu.
“Vitamin D memiliki peran esensial dalam mendukung sistem reproduksi dan kehamilan yang sehat. Sayangnya, banyak ibu tidak menyadari bahwa kebutuhannya meningkat mulai dari program hamil hingga menyusui. Maka dari itu, konsultasi rutin dan pemeriksaan kadar Vitamin D menjadi langkah awal untuk memastikan kesehatan ibu dan janin. Dengan edukasi yang tepat, ibu dapat mengambil tindakan preventif untuk menjaga kesehatan kehamilan,” tutur Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, dr. Merry Amelya Puspita Sidabutar.
Dokter Merry menekankan, vitamin D penting dalam setiap tahap perjalanan hidup para wanita. Mulai dari remaja usia 10—19 tahun, usia produktif 15—49 tahun, 1000 HPK yakni wanita usia 20—45 tahun, pre menopause yakni usia 40—49 tahun, hingga setelah menopause atau wanita berusia lebih dari 50 tahun.
Namun, dengan kebiasaan kurangnya paparan sinar matahari dan gaya hidup minim aktivitas fisik yang dijalankan wanita Indonesia atau sedentary lifestyle, kebutuhan vitamin D tidak terpenuhi hanya dari makanan.
“Dengan padatnya aktivitas dan lifestyle saat ini, biasanya pemenuhan Vitamin D tidak cukup dari makanan, sehingga diperlukan tambahan suplementasi."
"Keperluan harian Vitamin D pada wanita remaja hingga dewasa berkisar antara 400 IU—2000 IU dan akan meningkat pada tahap program hamil, kehamilan, dan menyusui. Sedangkan pada pasien yang mengalami defisiensi vitamin D, memerlukan kadar terapi bahkan hingga 5000—10000 IU,” jelas dr. Merry.
Pada kesempatan yang sama, Dokter Spesialis Anak, dr. Caessar Pronocitro menjelaskan bahwa kekurangan vitamin D pada anak dapat menyebabkan stunting, obesitas, autisme, alergi, dan dermaititis atopik. Juga penyakit tulang lunak, yakni dengan gejala seperti kelemahan otot, keterlambatan perkembangan gerak motorik, serta seringnya terjadi infeksi. Hal ini tentu dapat menurunkan kualitas hidup anak.
Sayangnya, banyak anak kurang terpapar matahari dan tidak mendapatkan asupan yang memadai dari makanan, sehingga kadar vitamin D pada tubuh anak tidak tercukupi.
“Vitamin D memiliki peran efikasi yang sangat penting bagi anak, mulai dari membantu penyerapan kalsium dan fosfor untuk membentuk tulang yang kuat serta mencegah tulang lunak, hingga meningkatkan fungsi sistem imun sehingga anak lebih tahan terhadap infeksi saluran napas berulang."
"Selain itu, vitamin D juga berkontribusi pada perkembangan otak dan fungsi kognitif melalui perannya dalam pembentukan dan perlindungan sel saraf, serta mendukung kesehatan metabolik jangka panjang dengan mengatur sensitivitas insulin dan metabolisme glukosa. Pemenuhan vitamin D sejak dini menjadi salah satu fondasi utama bagi tumbuh kembang anak yang sehat, kuat, dan optimal,” papar dr. Caessar.
Dokter Caessar menambahkan, terdapat berbagai cara untuk meningkatkan kadar vitamin D pada anak. Di antaranya, memberikan suplementasi vitamin D mulai bayi 0—12 bulan sebanyak 400-600 IU per hari (menjemur bayi sudah tidak disarankan karena kandungan UVA pada sinar matahari dapat memberikan dampak negatif pada bayi) atau memberikan makanan yang mengandung vitamin D tinggi (ikan salmon, tuna, mackerel, keju, minyak ikan, jamur shiitake, dan sereal) pada anak yang lebih besar.
“Suplementasi vitamin D dapat terpenuhi dengan Prove D3 yang sudah tersertifikasi halal dan tersedia dalam berbagai pilihan dosis yang sesuai kebutuhan anak hingga dewasa. Ada sediaan tablet, yakni Prove D3 1000 IU, Prove D3 5000 IU, dan Prove DK2. Ada juga sediaan tetes atau Prove D3 Drops dengan kandungan vitamin D 400 IU per tetesnya, yang dapat dikonsumsi semua umur bahkan bayi. Tentunya Prove D3 ini bebas pemanis, alkohol, dan gluten,” tambah Stefani.
Load more