Banjir Bandang Sumut: BNPB Ungkap 116 Korban Meninggal, 42 Masih Hilang
- istimewa - Dok PLN
Jakarta, tvOnenews.com — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis pembaruan data korban banjir bandang dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Provinsi Sumatra Utara.
Per Jumat (28/11/2025), tercatat 116 orang meninggal dunia, sementara 42 orang lainnya masih dalam pencarian.
Kepala BNPB Suharyanto menyampaikan bahwa jumlah tersebut masih dapat bertambah seiring pembukaan akses di lokasi-lokasi terdampak yang masih belum bisa dijangkau tim gabungan.
“Data ini akan terus berkembang karena masih ada titik-titik yang belum bisa ditembus. Di area longsoran yang belum terakses itu diindikasikan terdapat korban jiwa,” ujar Suharyanto.
Lebih dari 1.000 KK Mengungsi
Bencana tersebut memaksa ribuan warga mengungsi ke berbagai titik yang telah dipetakan pemerintah dan relawan.
Berikut sebaran pengungsi berdasarkan wilayah:
| Wilayah | Jumlah KK Pengungsi |
|---|---|
| Tapanuli Tengah | ± 1.100 KK (di GOR Pemda) |
| Mandailing Natal | 1.500 KK (di lima titik pengungsian) |
| Tapanuli Selatan | 250 KK |
| Sibolga | 200 KK |
| Humbang Hasundutan | 150 KK |
| Tapanuli Utara | Pengungsian terpusat di jalur Tarutung–Sibolga (gereja) |
Fasilitas umum seperti GOR, gereja, dan bangunan pemerintah dijadikan pusat evakuasi untuk menampung para penyintas.
Akses Jalan dan Komunikasi Mulai Pulih
Suharyanto menjelaskan bahwa sebagian jalur komunikasi dan transportasi di wilayah terdampak mulai berfungsi kembali, meski beberapa akses utama masih terisolasi.
“Jalur yang sedang diupayakan tembus adalah akses Tapanuli Utara (Tarutung) menuju Sibolga, karena ini jalur sangat vital,” jelasnya.
Sementara itu, jalur Tapanuli Selatan—Sipirok menuju Medan masih tertutup material banjir dan longsor, tetapi tim gabungan TNI–Polri, Basarnas, dan relawan terus berupaya membuka akses tersebut.
Penanganan Terus Dipercepat
BNPB memastikan pendistribusian bantuan logistik, pelayanan medis, serta upaya pencarian dan pertolongan akan terus ditingkatkan.
Tim SAR gabungan juga masih fokus pada evakuasi penyintas, pendataan korban, dan penanganan lokasi terdampak yang berisiko longsor susulan. (nsp)
Load more