Pekerja Migran Alami Luka Bakar di Sekujur Tubuh Setelah Disiram Air Panas oleh Majikan di Malaysia, Dubes Ungkap Latar Belakang Pelaku
- ANTARA
Kuala Lumpur, tvOnenews.com- Pelaku penganiayaan keji terhadap pekerja migran Indonesia (PMI) asal Sumatera Barat di Malaysia, merupakan orang berpendidikan. Pelaku yang merupakan pasangan suami dan istri asal Malaysia, merupakan koas atau ko-asisten dokter. Demikian yang diungkap Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Malaysia Dato' Indera Hermono.
"Orang (pelaku) ini masih muda dan berpendidikan, melakukan kekerasan begitu coba. Ini bagaimana sih sebetulnya orang-orang itu melihat pekerja Indonesia? Apa melihat pekerja Indonesia itu kayak budak yang boleh diperlakukan sesuka hati? Kan nggak boleh begitu ya," kata Dubes Hermono kepada ANTARA di Kuala Lumpur, Selasa.
Diberitakan sebelumnya seorang pekerja migran Indonesia (PMI) asal Sumatera Barat mengalami penganiayaan oleh majikan di Malaysia, dan berhasil menyelamatkan diri setelah melakukan aksi dramatis dengan kabur dari jendela lantai 29 kondominium tempatnya bekerja. PMI tersebut tampak mengalami luka lebam dan luka bakar di sekujur tubuhnya akibat disiram air panas oleh majikannya.
PMI itu berhasil kabur melalui jendela kondominium lantai 29, dan turun merosot melalui tiang bangunan hingga ke tingkat 27.
Dubes Hermono menyampaikan pihaknya telah mengamankan PMI malang tersebut di shelter KBRI KL, dan telah membantu melakukan visum serta melakukan pendampingan pelaporan ke kepolisian.
Belakangan pelaku penganiayaan dan keluarganya sempat datang ke KBRI KL untuk meminta maaf, dan bertendensi agar masalah diselesaikan secara kekeluargaan, namun KBRI menolak hal itu.
"Sebetulnya majikannya sudah datang ke KBRI, minta maaf. Tapi nggak ada, nggak bisa orang menyiksa lalu minta maaf, lalu selesai, enak benar gitu kan," tegas Dubes Hermono.
Dubes Hermono menerima informasi bahwa pelaku yang merupakan pasangan suami dan istri asal Malaysia, merupakan koas atau ko-asisten dokter.
"Dia ko-asisten dokter gitu ya. Sebagai dokter pun masih tega-teganya menyiksa. Dia yang harusnya punya pemahaman lebih baik mengenai hak asasi manusia, tapi menyiksa," sesal Dubes Hermono.
Adapun PMI yang menjadi korban penganiayaan merupakan pekerja nonprosedural. Korban ditengarai masuk ke Malaysia sebagai wisatawan atau pelancong, namun kemudian justru bekerja di Malaysia.
Load more