Purbaya Ditanya Soal Utang Whoosh, Menkeu: Jangan Sampai Rugi
- Antara
Jakarta, tvOnenews.com - Pembayaran utang PT Kereta Cepat Jakarta Bandung (Whoosh) masih jadi perbincangan publik hingga elite politik. Bahkan, tak sedikit yang melontarkan kritik kepada pemerintah.
Kemudian, Menkeu Purbaya saat ditanya awak media soal pembayaran utang Whoosh, ia menyebut akan mengikuti arahan Presiden RI Prabowo Subianto terkait pembayaran utang PT Kereta Cepat Jakarta Bandung (Whoosh).
"Kalau saya mending nggak bayar. Cuma gini, itu kan ada kebijakan pimpinan di atas presiden," kata Purbaya saat Media Briefing di Kantor Kemenkeu, Jumat (14/11/2025).
Kemudian, Purbaya menegaskan bahwa pemerintah akan cenderung mengambil porsi pendanaan pada sektor infrastruktur, sementara pengadaan rolling stock atau sarana operasional akan ditanggung oleh pihak Danantara.
"Mereka yang nanggung. Cuma saya belum mendapatkan atau kita belum sampai kesimpulan titik terakhir seperti apa," jelasnya.
Meski begitu, Purbaya menegaskan bahwa dia memastikan skema pembagian peran dengan Danantara tidak akan merugikan negara.
"Makanya saya bilang kalau nanti mereka diskusi dengan sana, saya ikut. Saya mau lihat. Jangan sampai saya rugi amat. Tapi kita lihat yang terbaik buat negara ini. Jadi ini prosesnya masih berjalan," bebernya.
Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang resmi beroperasi sejak 2 Oktober 2023 mengalami pembengkakan biaya (cost overrun) sebesar 1,2 miliar dollar AS atau sekitar Rp 19,54 triliun.
Untuk menutup pembengkakan biaya tersebut, proyek ini memperoleh pinjaman dari China Development Bank (CDB) senilai 230,99 juta dollar AS dan 1,54 miliar renminbi, dengan total setara Rp 6,98 triliun.
PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), pengelola kereta cepat Whoosh, merupakan perusahaan patungan antara konsorsium Indonesia PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dengan kepemilikan saham 60 persen, dan konsorsium China Beijing Yawan HSR Co. Ltd yang memegang 40 persen saham.
Adapun komposisi pemegang saham PSBI terdiri dari:
- Â Â PT Kereta Api Indonesia (Persero): 51,37 persen
- Â Â PT Wijaya Karya (Persero) Tbk: 39,12 persen
- Â Â PT Jasa Marga (Persero) Tbk: 8,30 persen
- Â Â PT Perkebunan Nusantara I: 1,21 persen
  Â
Proyek ini memberikan tekanan besar terhadap kinerja keuangan PT KAI (Persero).Â
Utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang ditanggung melalui konsorsium KCIC mencapai Rp 116 triliun atau sekitar 7,2 miliar dollar AS.Â
Load more