BMKG Ungkap Peta Megathrust Indonesia: Potensi Gempa Raksasa hingga 9,2 M, Ini Fakta yang Wajib Dipahami!
- istimewa - antaranews
Jakarta, tvOnenews.com — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali merilis informasi penting terkait potensi gempa megathrust di Indonesia. Data terbaru tersebut memuat peta zona rawan gempa, estimasi magnitudo, hingga penjelasan ilmiah mengenai mengapa wilayah-wilayah ini perlu terus diwaspadai. Meski sering menimbulkan kekhawatiran publik, BMKG menegaskan bahwa informasi ini bukan ramalan, melainkan bagian dari edukasi mitigasi bencana.
Megathrust sendiri merupakan zona tumbukan dua lempeng tektonik yang dapat menyimpan energi dalam jumlah besar. Ketika energi itu dilepaskan, gempa berkekuatan tinggi berpotensi terjadi, bahkan bisa memicu tsunami. Karena Indonesia berada di pertemuan beberapa lempeng besar dunia, keberadaan zona megathrust menjadi perhatian penting.
Peta Zona Megathrust di Indonesia
Dalam unggahan resmi BMKG, terdapat sejumlah segmen megathrust yang memanjang dari barat hingga timur Nusantara. Setiap zona memiliki potensi magnitudo berbeda, mulai dari 7,8 M hingga 9,2 M. Berikut daftar lengkapnya:
-
Aceh–Andaman: 9,2 M
-
Nias–Simeulue: 8,7 M
-
Batu: 7,8 M
-
Mentawai–Siberut: 8,9 M
-
Mentawai–Pagai: 8,9 M
-
Enggano: 8,4 M
-
Selat Sunda: 8,7 M
-
Jawa Barat–Tengah: 8,7 M
-
Jawa Timur: 8,7 M
-
Sumba: 8,5 M
-
Sulawesi Utara: 8,5 M
-
Philippine Trench: 8,2 M
-
Papua: 8,7 M
Rentang magnitudo tersebut menunjukkan bahwa banyak wilayah Indonesia memiliki potensi gempa besar. Namun, BMKG menekankan bahwa potensi bukan berarti prediksi waktu kejadian.
Mengapa Megathrust Perlu Diwaspadai?
Beberapa segmen megathrust sudah sangat lama tidak melepaskan energi. Kondisi ini disebut seismic gap, yaitu zona yang secara geologis menyimpan akumulasi energi besar karena sudah ratusan tahun tidak mengalami gempa signifikan.
Contohnya:
-
Segmen Selat Sunda terakhir kali gempa besar terjadi pada 1757.
-
Segmen Mentawai–Siberut tidak aktif sejak 1797.
Ketiadaan aktivitas dalam rentang waktu yang panjang inilah yang membuat para ahli menilai segmen tersebut memiliki potensi besar. Namun BMKG kembali menegaskan, potensi tidak dapat disamakan dengan prediksi kapan gempa akan terjadi.
Gempa Bumi Tidak Bisa Diprediksi
BMKG meluruskan kekeliruan publik mengenai pernyataan “megathrust tinggal menunggu waktu.” Ungkapan tersebut kerap dianggap sebagai ramalan bahwa gempa besar akan terjadi dalam waktu dekat. Padahal, hingga kini, tidak ada teknologi di dunia yang mampu memprediksi waktu, lokasi, dan kekuatan gempa secara pasti.
Yang dilakukan BMKG adalah melakukan riset tentang prekursor gempa sebagai upaya memahami dinamika tektonik. Semua informasi disampaikan berdasarkan kajian ilmiah, bukan untuk memunculkan kepanikan, melainkan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat.
Langkah Kesiapsiagaan yang Perlu Disiapkan
BMKG mengimbau masyarakat untuk mulai menyiapkan langkah mitigasi sejak dini, antara lain:
-
Mengenali potensi gempa di wilayah masing-masing.
-
Memahami prosedur siaga, langkah sebelum, saat, dan sesudah gempa.
-
Mengetahui jalur evakuasi, titik kumpul, dan rencana kedaruratan.
-
Membangun rumah sesuai standar tahan gempa atau memperkuat struktur bangunan.
-
Memantau informasi resmi BMKG secara berkala.
Dengan informasi yang jelas dan edukatif, diharapkan masyarakat dapat memahami risiko megathrust secara objektif. Kesiapsiagaan adalah kunci, dan pengetahuan berbasis data merupakan langkah awal untuk mengurangi dampak ketika gempa besar terjadi.
Informasi ini bukan untuk menakut-nakuti, melainkan menjadi pengingat bahwa Indonesia berada di wilayah rawan gempa dan mitigasi harus menjadi budaya bersama. (nsp)
Load more