ADVERTISEMENT

News Bola Daerah Sulawesi Sumatera Jabar Banten Jateng DI Yogya Jatim Bali

Dari Nganjuk ke Sidoarjo: Perjalanan Hidup Tragis Sang Pahlawan Buruh Marsinah

Kisah tragis Marsinah, buruh muda yang dibunuh pada masa Orde Baru, kini diakui sebagai Pahlawan Nasional simbol perjuangan HAM dan keberanian buruh.
Senin, 10 November 2025 - 14:42 WIB
Topeng Marsinah
Sumber :
  • Hendra Nurdiyansyah-Antara

Jakarta, tvOnenews.com – Nama Marsinah kini kembali menggema sebagai simbol keberanian dan perjuangan kaum buruh. Aktivis muda yang dibunuh secara tragis pada masa Orde Baru itu kini diakui sebagai Pahlawan Nasional Bidang Perjuangan Sosial dan Kemanusiaan—pengakuan yang datang setelah puluhan tahun penantiannya.

Marsinah lahir pada 10 April 1969 di Desa Nglundo, Nganjuk, Jawa Timur. Ia tumbuh di keluarga sederhana. Sang ibu meninggal ketika Marsinah baru berusia tiga tahun, membuatnya harus mandiri sejak kecil. Hidup bersama dua saudara perempuannya, Marsinah dikenal sebagai sosok tangguh, cerdas, dan pantang menyerah.

Setelah menamatkan pendidikan, Marsinah merantau ke Surabaya pada 1989. Ia sempat bekerja di pabrik plastik di kawasan industri Rungkut. Namun karena penghasilan yang terbatas, Marsinah berjualan nasi bungkus keliling untuk menambah biaya hidup. Perjalanan kariernya berlanjut ke perusahaan pengemasan barang, sebelum akhirnya ia diterima bekerja di PT Catur Putra Surya (CPS), Sidoarjo, pada 1990.

Perjuangan di Tengah Ketidakadilan

Di PT CPS, Marsinah menjadi sosok buruh yang vokal dan berani menyuarakan keadilan. Ia aktif di Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) unit kerja pabrik tersebut, memperjuangkan hak-hak buruh yang kerap diabaikan.

Pada 3–4 Mei 1993, Marsinah bersama rekan-rekannya memimpin aksi mogok kerja menuntut kenaikan upah sebesar 20 persen dan perbaikan kondisi kerja. Aksi ini berjalan damai, namun justru berujung pada tekanan dari aparat militer.

Usai demonstrasi, beberapa buruh dipanggil ke Komando Distrik Militer (Kodim) 0816 Sidoarjo. Mereka dituduh sebagai pengikut paham komunis—tuduhan yang kala itu sangat berbahaya di masa pemerintahan Orde Baru. Marsinah sempat mencoba menolong rekannya yang dipanggil aparat, namun setelah itu ia menghilang tanpa jejak pada 5 Mei 1993.

Tragedi dan Misteri

Tiga hari kemudian, pada 8 Mei 1993, sekelompok anak-anak menemukan jasad Marsinah di sebuah gubuk di kawasan Wilangan, Nganjuk—sekitar 200 kilometer dari tempatnya bekerja. Kondisinya mengenaskan. Hasil autopsi menunjukkan bahwa Marsinah disiksa, diperkosa, dan dibunuh secara brutal.

Kasus ini segera mengguncang publik. Namun di tengah ketatnya kontrol media pada masa itu, pemberitaan baru muncul sebulan kemudian setelah tekanan dari mahasiswa, buruh, dan lembaga swadaya masyarakat. Hingga kini, meski berbagai pihak telah mendesak agar kasus ini diusut tuntas, belum ada kejelasan siapa dalang di balik pembunuhan Marsinah.

Halaman Selanjutnya :
Komentar

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

Jangan Lewatkan

PERURI Salurkan Bantuan Cepat Tanggap untuk Korban Banjir Bandang dan Longsor di Sumatra

PERURI Salurkan Bantuan Cepat Tanggap untuk Korban Banjir Bandang dan Longsor di Sumatra

PERURI salurkan bantuan logistik ke Aceh, Sumut, dan Sumbar untuk korban banjir bandang dan longsor, bantu percepat pemulihan dan penuhi kebutuhan dasar warga.
Dua Mata Elang Tewas Mengenaskan di TMP Kalibata oleh 6 Anggota Polri, Bagaimana Peran Masing-masing Tersangka?

Dua Mata Elang Tewas Mengenaskan di TMP Kalibata oleh 6 Anggota Polri, Bagaimana Peran Masing-masing Tersangka?

Polda Metro Jaya menetapkan enam anggota Polri sebagai tersangka dalam kasus pengeroyokan hingga menyebabkan tewasnya dua orang mata elang (Matel) berinisial MET (41) dan NAT (32) yang terjadi di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata,Jakarta Selatan pada Kamis (11/12/2025).
Top 3 SEA Games 2025: Megawati Hangestri Paling Bersinar di Thailand, Menang Rasa Kalah Timnas Indonesia, Atlet Renang Muda Peraih Emas

Top 3 SEA Games 2025: Megawati Hangestri Paling Bersinar di Thailand, Menang Rasa Kalah Timnas Indonesia, Atlet Renang Muda Peraih Emas

SEA Games 2025 menciptakan tiga cerita besar bagi Indonesia. Ada kekecewaan, ada kebanggaan, dan ada pula kejutan yang mengubah peta persaingan Asia Tenggara.
Lantik Pengurus Baru, Ini Pesan Mendes PDT ke ABPEDNAS: Awasi Dana Desa

Lantik Pengurus Baru, Ini Pesan Mendes PDT ke ABPEDNAS: Awasi Dana Desa

Asosiasi Badan Permusyawaratan Desa Nasional (ABPEDNAS) menggelar rapat pimpinan nasional (Rapimnas) 2025 di Bandara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang pada Jumat (12/12/2025).
Bukan Orang Kaleng-kaleng, Ternyata Ini Kelompok yang Megeroyok Dua Mata Elang Hingga Tewas Bersimbah Darah di TMP Kalibata

Bukan Orang Kaleng-kaleng, Ternyata Ini Kelompok yang Megeroyok Dua Mata Elang Hingga Tewas Bersimbah Darah di TMP Kalibata

Kasus tewasnya dua mata elang yang dikeroyok hingga tewas di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan pada Kamis (11/12/22025) sore terungkap.
Transportasi Digital Makin Dinamis! Inilah Tantangan Baru dan Solusi dari Para Pemangku Kepentingan

Transportasi Digital Makin Dinamis! Inilah Tantangan Baru dan Solusi dari Para Pemangku Kepentingan

Menurut data Kementerian Perhubungan (2024), pengguna transportasi online terus meningkat seiring tumbuhnya kebutuhan akan layanan cepat, aman, dan transparan

Trending

Bukan Orang Kaleng-kaleng, Ternyata Ini Kelompok yang Megeroyok Dua Mata Elang Hingga Tewas Bersimbah Darah di TMP Kalibata

Bukan Orang Kaleng-kaleng, Ternyata Ini Kelompok yang Megeroyok Dua Mata Elang Hingga Tewas Bersimbah Darah di TMP Kalibata

Kasus tewasnya dua mata elang yang dikeroyok hingga tewas di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan pada Kamis (11/12/22025) sore terungkap.
Top 3 SEA Games 2025: Megawati Hangestri Paling Bersinar di Thailand, Menang Rasa Kalah Timnas Indonesia, Atlet Renang Muda Peraih Emas

Top 3 SEA Games 2025: Megawati Hangestri Paling Bersinar di Thailand, Menang Rasa Kalah Timnas Indonesia, Atlet Renang Muda Peraih Emas

SEA Games 2025 menciptakan tiga cerita besar bagi Indonesia. Ada kekecewaan, ada kebanggaan, dan ada pula kejutan yang mengubah peta persaingan Asia Tenggara.
Lantik Pengurus Baru, Ini Pesan Mendes PDT ke ABPEDNAS: Awasi Dana Desa

Lantik Pengurus Baru, Ini Pesan Mendes PDT ke ABPEDNAS: Awasi Dana Desa

Asosiasi Badan Permusyawaratan Desa Nasional (ABPEDNAS) menggelar rapat pimpinan nasional (Rapimnas) 2025 di Bandara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang pada Jumat (12/12/2025).
Malam Mencekam di TMP Kalibata Buntut Seorang Mata Elang Tewas Dikeroyok, Aksi Pembakaran Hingga Padamnya Listrik

Malam Mencekam di TMP Kalibata Buntut Seorang Mata Elang Tewas Dikeroyok, Aksi Pembakaran Hingga Padamnya Listrik

Dua mata elang (matel) menjadi korban pengeroyokan di kawasan Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, pada Kamis (11/12/2025) sore.
Klasemen Perolehan Medali SEA Games 2025, Jumat 12 Desember Pukul 17.00 WIB: Indonesia Tambah 4 Medali Emas hingga Sore Ini

Klasemen Perolehan Medali SEA Games 2025, Jumat 12 Desember Pukul 17.00 WIB: Indonesia Tambah 4 Medali Emas hingga Sore Ini

Berikut klasemen sementara perolehan medali SEA Games 2025, Jumat (12/12/2025) hingga pukul 17.00 WIB.
Susul Wagub Jabar, Dedi Mulyadi Beri Respons terkait Resbob Menghina Suku Sunda dan Suporter Persib Bandung

Susul Wagub Jabar, Dedi Mulyadi Beri Respons terkait Resbob Menghina Suku Sunda dan Suporter Persib Bandung

Gubernur Jawa Barat (Jabar), Dedi Mulyadi bereaksi soal konten kreator Adimas Firdaus alias Resbob diduga menghina suku Sunda dan suporter Persib Bandung, Viking Persib Club.
Duh, Foto Resbob Ditaruh dengan "Sesajen" Buntut Ucapan Menghina Suku Sunda, Dedi Mulyadi Sampai Ikut Ngomong

Duh, Foto Resbob Ditaruh dengan "Sesajen" Buntut Ucapan Menghina Suku Sunda, Dedi Mulyadi Sampai Ikut Ngomong

Ucapan Resbob yang memantik amarah tersebut, diunggah ulang berbagai akun di Medsos.
Selengkapnya

Viral

ADVERTISEMENT