Diplomasi Akar Rumput dari Minsk, Gema Semangat Gerakan Non-Blok
- istimewa
Jakarta, tvOnenews.com - Di tengah situasi geopolitik yang serba tak pasti, mata dunia tertuju ke Minsk, yang menjadi tuan rumah 3rd Minsk International Conference on Eurasian Security.
Forum ini menjadi salah satu ajang diplomasi rakyat dari akar rumput terbesar di kawasan Eurasia, yang mempertemukan para menteri, diplomat, akademisi, jurnalis serta perwakilan think tank dari 48 negara dan tujuh organisasi internasional.
Selama dua hari, para peserta berdiskusi dalam working session membahas isu-isu keamanan yang luas mulai dari aspek militer-politik hingga tantangan lintas batas seperti migrasi ilegal, keamanan informasi dan keamanan ekonomi.
Para peserta diplomasi akar rumput ini saling berkomunikasi untuk membangun saling pengertian, kepercayaan dan kerjasama lintas negara di tingkat people-to-people.
Menurut Analisis Indonesian Democracy Bridge Research Institute, Fauzan Luthsa, di tengah dunia yang kian bergerak menuju tatanan multipolar, tema ini sangat relevan dengan situasi global saat ini terutama jika dikaitkan dengan kepentingan nasional Indonesia dalam bidang keamanan pangan.
"Stabilitas Eurasia amat terkait dengan ketahanan pangan Indonesia maupun Asia Tenggara. Rusia dan Belarus, misalnya, merupakan dua eksportir utama pupuk dunia yang menyuplai hampir 25 persen kebutuhan global," ujarnya.
"Hadir di konferensi atas undangan Duta Besar Belarus untuk Indonesia Raman Ramanouski dan sebagai satu-satunya perwakilan dari Indonesia di konferensi ini, saya melihat langsung bagaimana topik ketahanan pangan menjadi bagian integral dari pembahasan tentang keamanan global yang tak dapat dikecualikan. Serta resonansi spirit Gerakan Non Blok yakni politik bebas aktif setiap negara tanpa terikat pada blok kekuatan manapun," lanjutnya menjelaskan.
Kemudian dia ceritakan, suasana forum pun terasa dinamis dan bersahabat, para panelis yang datang dari berbagai negara dan latar belakang berbagi pandangan tentang ancaman dan peluang di kawasan Eurasia serta model dunia multipolar, termasuk Dirjen Institut Kajian Eropa di Akademi Ilmu Sosial Vietnam, Dr. Nguyen Chien Thang, yang menjadi satu-satunya panelis yang berasal dari Asia Tenggara.
Titik temu Indonesia dan Belarus
Load more