Pramono Anung Bantah Ada Rumah Sakit Tolak Warga Baduy Akibat Tak Punya KTP: Tidak Benar Ada Penolakan!
- tvOnenews.com/Adinda Ratna Safira
Jakarta, tvOnenews.com - Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo angkat bicara soal warga Suku Baduy Repan (16) yang ditolak rumah sakit saat meminta pengobatan usai dibegal di Jalan Pramuka, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, pada Minggu (26/10/2025).
Pramono menegaskan bahwa hal tersebut tidaklah benar. Dirinya mengaku juga telah memanggil Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Ani Ruspitawati untuk melakukan pengecekan.
“Jadi, untuk warga Baduy, tidak benar ada penolakan dari rumah sakit. Saya secara khusus sudah memanggil Kepala Dinas,” kata Pramono, kepada awak media, Kamis (6/11/2025).
Kemudian Pramono mengungkapkan bahwa Kadinkes DKI Jakarta juga telah melakukan pengecekan di lapangan dan tidak didapati adanya rumah sakit yang menolak korban.
“Tetapi, yang jelas tidak ada sama sekali larangan untuk rumah sakit. Bahkan, Kepala Dinas, Bu Ani sendiri, akhirnya turun ke lapangan untuk mengecek itu. Jadi sama sekali itu enggak benar, ya,” ungkap Pramono.
Sementara itu Pramono menegaskan bahwa tidak ada penolakan pelayanan rumah sakit akibat tidak memiliki KTP. Namun Pramono menduga adanya kesalahpahaman akibat bahasa yang berbeda.
“Mohon maaf, memang komunikasi yang terjadi karena warga Baduy ini, mungkin bahasanya tidak ini (dipahami) sehingga ada hambatan itu,” terang Pramono.
“Enggak (Bukan karena tidak punya KTP),” tegasnya.
Untuk diketahui, Peristiwa ini diunggah dalam akun media sosial Instagram @fesbukbanten, dengan keterangan ‘Warga Baduy Jadi Korban Begal di Jakarta, Uang dan Madu Dirampas’.
Kemudian terlihat gambar korban tengah terbaring di kasur rumah sakit dalam kondisi tak berdaya. Tampak pria ini mengenakan lomar atau ikat kepala Suku Baduy.
Sementara itu tertulis dalam keterangan bahwa para pelaku merampas 10 botol madu milik korban R, kemudian juga uang tunai senilai Rp3 juta dan ponsel raib, hingga korban mengalami luka bacok akibat senjata tajam yang dilayangkan terduga pelaku. (ars/rpi)
Load more