Profil Lengkap Nessie Judge: YouTuber Horor Blasteran yang Kini Dihujat Akibat Gunakan Foto Korban Junko Furuta
Jakarta, tvOnenews.com – Nama Nessie Judge tengah jadi sorotan publik. YouTuber yang dikenal lewat konten cerita horor ini menuai kecaman dari netizen, termasuk warga Jepang, usai aksinya menggunakan foto mendiang Junko Furuta, korban pembunuhan brutal di Jepang, dalam salah satu video Halloween-nya.
Langkah Nessie itu dinilai tidak menghormati korban dan keluarga, bahkan dianggap menyinggung tragedi kemanusiaan yang sangat sensitif di Jepang. Akibatnya, ia dibanjiri kritik tajam dari publik dunia maya hingga diminta membuat video permintaan maaf secara resmi.
Profil Nessie Judge
Pemilik nama lengkap Nasreen Anisputri Judge ini lahir di Solo pada 30 Oktober 1993. Ia merupakan anak pertama dari empat bersaudara dan dikenal sebagai sosok blasteran Pakistan-Belanda.
Nessie menempuh pendidikan S2 Administrasi Bisnis di IPMI International Business School sebelum aktif di dunia digital. Ia memulai karier di YouTube sejak tahun 2012, dengan konten awal berupa wawancara orang asing di Eropa tentang Indonesia.
Namun, namanya melejit setelah membuat kanal Nessie Judge yang fokus pada cerita horor, kisah misteri, hingga teori konspirasi. Gaya bercerita yang lugas dan visual yang apik membuatnya memiliki jutaan penggemar, yang ia sebut “nerrorist”.
Selain di dunia digital, kehidupan pribadinya juga sempat mencuri perhatian. Nessie menikah dengan Andryan Gama pada awal tahun 2024 dalam sebuah prosesi yang digelar tertutup dan hanya dihadiri keluarga serta sahabat terdekat.
Kronologi Kontroversi Video Junko Furuta
Kontroversi bermula saat Nessie mengunggah video bertema Halloween yang menampilkan dirinya bersama grup NCT. Dalam video itu, terlihat foto Junko Furuta digunakan sebagai salah satu properti visual.
Junko Furuta sendiri merupakan remaja Jepang yang menjadi korban penculikan dan pembunuhan sadis pada 1988—kasus yang hingga kini dianggap sebagai tragedi paling mengerikan di Jepang.
Aksi Nessie itu memicu amarah netizen, terutama dari Jepang, yang menilai penggunaan foto korban nyata sebagai dekorasi hiburan adalah bentuk “disrespect” dan kurang empati terhadap korban kekerasan.
“Blunder banget bawa-bawa Junko Furuta, itu ceritanya sensitif di Jepang. Wajar mereka marah,” tulis seorang netizen.
Load more