Eks Wakapolri Nanan Soekarna Sebut Krisis Polri Bukan Sekadar Kelembagaan, Tapi Krisis Integritas
- tvOnenews.com/Rika Pangesti
Jakarta, tvOnenews.com - Eks Wakapolri, Komjen Pol (Purn) Nanan Soekarna, menyentil tajam kondisi Polri saat ini yang menurutnya bukan lagi sekadar persoalan kelembagaan, tetapi krisis integritas yang menggerus kepercayaan masyarakat terhadap institusi Bhayangkara.
Hal itu disampaikan Nanan dalam Sarasehan dan Dialog Kebangsaan Hari Jadi ke-74 Humas Polri di PTIK, Jakarta Selatan, Kamis (30/10).
Nanan menegaskan bahwa integritas adalah jembatan antara kebenaran (truth) dan kepercayaan (trust). Tanpa integritas, kata dia, kebenaran kehilangan arah dan kepercayaan menjadi rapuh.
“Hari ini krisis Polri bukan sekadar kelembagaan, melainkan krisis integritas. Integritas adalah jembatan antara kebenaran dan kepercayaan. Tanpa integritas, kebenaran akan kehilangan arah. Tanpa kebenaran, kepercayaan menjadi rapuh,” ujar Nanan.
Nanan mengingatkan, reformasi Polri sejati tidak cukup struktural, tapi harus kultural dan moral.
Ia menilai reformasi yang hanya mengganti struktur tanpa menghidupkan kembali nilai-nilai Tribrata, Catur Prasetya, dan Kode Etik Polri justru menimbulkan paradoks dalam tubuh Polri.
“Reformasi sejati bukan mengganti struktur, tetapi menghidupkan kultur yang sudah ada di Tribrata, Catur Prasetya, dan Kode Etik Polri. Sekarang ini miskin fungsi, kaya struktur,” katanya.
Lebih jauh, ia menegaskan bahwa polisi baik bukan hanya yang taat hukum, tapi juga jujur dan benar, benar secara juridis, teknis, dan etis.
“Polisi baik itu polisi yang benar dan jujur. Benar itu harus juridis prosedural, teknis proporsional, dan etis proporsional. Tanpa itu, legitimasi tidak akan pernah didapat,” tegasnya.
Menurutnya, nilai kejujuran dan kebenaran adalah dua pilar utama etika Bhayangkara. Kejujuran mencerminkan integritas diri, sedangkan kebenaran mencerminkan integritas terhadap realitas.
“Bayangkara sejati itu berkata jujur, berpikir benar, dan bertindak adil. Itulah polisi humanis,” kata Nanan.
Dalam kesempatan itu, Nanan juga mengingatkan bahwa seluruh anggota Polri adalah representasi humas Polri di lapangan.
Ia mendorong agar Divisi Humas tidak hanya berfokus pada pencitraan, melainkan menjadi motor transformasi moral publik.
“Humas Polri 5.0 harus bergeser dari sekadar informasi menjadi transformasi moral publik. Dari citra ke nurani, dari komunikasi ke integritas,” ujarnya.
Load more