Masyarakat Apresiasi Proyek Perpanjangan LRT Jakarta Fase 2, Dorong Integrasi Transportasi Ibu Kota
- Antara
Jakarta, tvOnenews.com — Proyek perpanjangan Light Rail Transit (LRT) Jakarta Fase 2 mendapat apresiasi luas dari masyarakat, khususnya warga Jakarta Selatan. Tokoh masyarakat setempat, Andri Manik, menilai pembangunan ini bukan hanya solusi untuk kemacetan, tetapi juga langkah strategis dalam menyempurnakan integrasi sistem transportasi massal di Ibu Kota.
Menurut Andri, masyarakat menyambut baik proyek ini karena menghadirkan konektivitas yang lebih luas dengan sejumlah stasiun penting seperti Manggarai dan Dukuh Atas. “Kami bersyukur dan bangga turut serta mendukung proyek ini. Inisiatif Pemprov DKI mencerminkan komitmen nyata untuk meningkatkan aksesibilitas dan pelayanan publik bagi warga Jakarta Selatan,” ujarnya.
Proyek LRT Jakarta Fase 2 dikelola oleh PT LRT Jakarta, anak perusahaan PT Jakarta Propertindo (Jakpro), BUMD milik Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Jakarta. Pembangunan ini merupakan kelanjutan dari Fase 1A yang sudah beroperasi sejak 2019 dan menghubungkan Pegangsaan Dua–Velodrome sepanjang 5,8 kilometer.
Fase 2 terdiri dari dua bagian utama, yakni Fase 2A (Kelapa Gading–Jakarta International Stadium/JIS) sepanjang 8,2 km dengan enam stasiun, serta Fase 2B (Velodrome–Klender) sepanjang 4,5 km dengan empat stasiun. Hingga pertengahan Oktober 2025, progres pembangunan segmen Velodrome–Manggarai telah mencapai 74,3 persen, dan ditargetkan rampung tahun depan.
Jika selesai, proyek ini akan menambah panjang lintasan hingga 6,4 km dan terintegrasi langsung dengan Transjakarta, KRL, serta Kereta Bandara. Pemprov Jakarta juga tengah mengkaji rencana perpanjangan jalur hingga Pantai Indah Kapuk (PIK) 2, yang diproyeksikan mampu meningkatkan kapasitas hingga 100 ribu penumpang per hari.
Integrasi dengan Stasiun Manggarai menjadi fokus penting mengingat stasiun ini merupakan hub utama pergerakan warga Jakarta. Rata-rata, terdapat 16–17 ribu penumpang masuk per hari kerja dan 125–160 ribu penumpang transit setiap harinya. Di sisi lain, Stasiun Dukuh Atas mencatat rata-rata 18 ribu pengguna LRT per hari, sementara MRT dan KRL masing-masing melayani 152 ribu dan 39 ribu pengguna harian.
Dengan demikian, integrasi antarmoda ini diharapkan mampu mempersingkat waktu tempuh, mengurangi kemacetan, serta meminimalkan kerugian ekonomi yang selama ini disebabkan oleh kepadatan lalu lintas.
Load more