Pertemukan Budaya dan Teknologi, Pemerintah Buka Kompetisi Budaya GO! Berhadiah Rp450 Juta, Simak Detailnya
- Kemenbud RI
Jakarta, tvOnenews.com - Kementerian Kebudayaan (Kemenbud RI) resmi meluncurkan BUDAYA GO! Kompetisi Inovasi Digital Budaya Indonesia, sebuah program yang menghubungkan dunia kebudayaan dan teknologi digital sebagai bagian dari upaya memajukan kebudayaan di era transformasi teknologi.
Acara peluncuran yang digelar di Plaza Insan Berprestasi, Gedung A, Kementerian Kebudayaan RI, Senayan, Jakarta, dan dihadiri oleh jajaran pejabat kementerian, komunitas budaya, akademisi, pengembang teknologi, dan perwakilan mahasiswa dari berbagai daerah.
Peluncuran ini sekaligus menjadi pembuka masa pendaftaran kompetisi BUDAYA GO!, yang terbuka untuk kategori Mahasiswa dan Profesional di seluruh Indonesia.
Sebagai bagian dari peluncuran, digelar bincang inspiratif bertajuk “Titik Temu Budaya dan Teknologi”, menghadirkan dua sosok dari dua dunia yang berbeda namun saling terkait yakni Basuki Teguh Yuwono, Staf Khusus Menteri Kebudayaan Bidang Sejarah dan Perlindungan Warisan Budaya, dan Shinta Dhanuwardoyo, Founder Bubu.com dan pelaku ekosistem digital nasional. Diskusi ini menjadi ruang refleksi sekaligus dialog terbuka tentang bagaimana budaya dan teknologi dapat saling memperkuat, bukan saling bertentangan.
Dalam sesi diskusi, Basuki Teguh Yuwono menekankan pentingnya menempatkan teknologi dalam posisi yang strategis dalam pengembangan budaya nasional.
“Teknologi bukan sekadar alat bantu, melainkan bagian dari media kebudayaan itu sendiri. Ia harus menjadi jembatan yang menghubungkan warisan budaya dengan masa depan, tanpa menghilangkan makna dan nilai tradisinya,” ujarnya, dikutip Sabtu (26/10/2025).
Basuki mencontohkan dunia wayang dan keris, dua warisan budaya yang mampu bertahan karena selalu beradaptasi dengan perkembangan zaman.
“Wayang tidak pernah mati karena terus menemukan bentuk baru. Begitu juga keris. Saya mencoba mendokumentasikannya lewat film pendek, digitalisasi, dan sertifikat digital agar lebih mudah diakses generasi muda. Itulah wujud bagaimana teknologi memperkuat nilai budaya,” tambahnya.
Ia menegaskan bahwa pelaku budaya harus mampu menempatkan teknologi secara proporsional, baik dalam proses kreatif maupun dalam menjaga autentisitas.
“Kebudayaan yang kuat adalah kebudayaan yang mampu beradaptasi dengan perubahan zaman tanpa kehilangan akar nilai dan identitasnya,” tegasnya.
Basuki juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi lintas sektor antara pelaku budaya, inovator digital, dan akademisi.
Load more