IHSG Menguat ke 8.294 di Tengah Pasar Cermati Rencana Pertemuan Trump–Xi Jinping
- Antara
Jakarta, tvOnenews.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) dibuka menguat pada perdagangan Jumat (24/10/2025), seiring pelaku pasar mencermati rencana pertemuan penting antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping pekan depan.
IHSG naik 20,54 poin atau 0,25 persen ke posisi 8.294,89, sementara indeks LQ45 justru sedikit terkoreksi 0,05 poin atau 0,01 persen ke level 828,05.
Analis BNI Sekuritas, Kevin Juido Hutabarat, menilai pergerakan IHSG masih berpotensi melanjutkan penguatan dengan kisaran resistance di 8.300–8.350 dan support di 8.200–8.250.
“Kami melihat sentimen positif dari pasar global bisa menopang pergerakan IHSG hari ini, terutama jika data inflasi AS menunjukkan hasil yang sesuai ekspektasi,” ujar Kevin dalam riset hariannya di Jakarta.
Pasar Global Cermati Pertemuan Trump–Xi
Dari kancah global, Gedung Putih melalui Sekretaris Pers Karoline Leavitt mengonfirmasi bahwa Donald Trump dan Xi Jinping akan bertemu di Korea Selatan pekan depan. Pertemuan ini menjadi sorotan karena berpotensi mencairkan ketegangan hubungan dagang antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut.
Selain itu, investor global juga menantikan rilis data inflasi AS (Consumer Price Index/CPI) yang menjadi acuan penting bagi The Federal Reserve (The Fed) dalam menentukan arah kebijakan suku bunga berikutnya.
Pelaku pasar juga mencermati laporan keuangan kuartal III-2025 perusahaan-perusahaan besar di Wall Street yang dapat memberikan sinyal kekuatan ekonomi AS menjelang akhir tahun.
Harga Minyak Naik, Rusia Kembali Disanksi
Dari sisi komoditas, harga minyak dunia bergerak naik setelah pemerintahan Trump menjatuhkan sanksi baru terhadap dua perusahaan minyak terbesar Rusia. Langkah ini disebut sebagai tekanan tambahan bagi Moskow karena dinilai tidak menunjukkan progres signifikan dalam penyelesaian konflik di Ukraina.
Sentimen Domestik: BI Tahan Suku Bunga
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di level 4,75 persen. BI juga mencatat pertumbuhan kredit perbankan sebesar 7,70 persen year on year (yoy) pada September 2025, meningkat dari 7,56 persen yoy pada Agustus 2025.
Sementara itu, uang beredar (M2) pada September 2025 tumbuh 8 persen yoy menjadi Rp9.771,3 triliun, lebih tinggi dari pertumbuhan 7,6 persen yoy pada bulan sebelumnya.
Load more