Satu Tahun Kepemimpinannya, Prabowo Dinilai Mampu Jadikan Pertahanan sebagai Instrumen Diplomasi dan Bargaining Global
- ANTARA
Jakarta, tvOnenews.com - Ketua Bidang Hukum Pengurus Pusat Generasi Muda Forum Komunikasi Putra Putri TNI Polri (PP GM FKPPI), Wahyu Sandhya Yudha, menilai satu tahun kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto menunjukkan arah baru dalam pembangunan sektor pertahanan nasional.
Menurutnya, Prabowo berhasil menggeser paradigma lama bahwa pertahanan hanya dipandang sebagai alat perang, menjadi instrumen diplomasi dan kekuatan tawar Indonesia di kancah geopolitik global.
“Presiden Prabowo memandang pertahanan bukan sekadar alat militer, melainkan pilar utama kedaulatan dan diplomasi. Dengan pendekatan pertahanan yang kuat, Indonesia kini memiliki posisi tawar lebih tinggi dalam percaturan global,” ujar Sandhya dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (21/10).
- Dokumentasi BPMI Sekretariat Presiden
Ketua Keluarga Alumni Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Jakarta ini menilai, langkah Presiden Prabowo memperkuat diplomasi pertahanan (defense diplomacy) terlihat dari berbagai inisiatif strategis yang dijalankan sejak awal masa pemerintahannya.
"Salah satunya, peningkatan kerja sama pertahanan dengan negara-negara mitra strategis seperti Amerika Serikat, Tiongkok, Korea Selatan, Jepang, Italy, Turki dan Prancis yang bukan hanya berorientasi pada pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista), tetapi juga pada transfer teknologi dan kemandirian industri pertahanan nasional," jelasnya.
Menurutnya, langkah konkret yang paling terlihat adalah keberanian Presiden dalam melakukan diversifikasi sumber alutsista dan membangun kemitraan teknologi pertahanan.
"Tentunya ini bukan hanya soal kekuatan tempur, tetapi juga positioning Indonesia sebagai negara dengan kemampuan pertahanan yang dihormati dunia,” lanjut Sandhya.
Selain itu, Sandhya juga menyoroti keberhasilan Kementerian Pertahanan di bawah kepemimpinan Sjafrie Sjamsoeddin dalam meningkatkan postur pertahanan maritim dan udara sebagai respons terhadap dinamika geopolitik Indo-Pasifik.
"Program modernisasi alutsista, penguatan TNI di wilayah perbatasan, hingga pengembangan ekosistem industri pertahanan dalam negeri berbasis riset dan inovasi menjadi wujud nyata dari visi kemandirian pertahanan nasional," katanya.
Lebih lanjut, baginya pendekatan Presiden Prabowo sangat jelas, bahwa pertahanan yang kuat akan memperkuat posisi Indonesia dalam negosiasi ekonomi, energi, dan politik luar negeri.
"Ini bentuk strategi pertahanan komprehensif yang berfungsi sebagai instrumen diplomasi dan stabilitas kawasan,” imbuhnya.
Load more