Badai Tropis Fengshen Mengguncang Filipina, Ribuan Warga Dievakuasi Jelang Hantaman di Pesisir Luzon
- Office of Civil Defense (OCD)
Jakarta, tvOnenews.com – Ribuan warga Filipina terpaksa mengungsi setelah badai tropis Fengshen, yang secara lokal dikenal sebagai Ramil, mendekati pesisir Luzon pada Sabtu malam (18/10).
Otoritas Filipina memperingatkan potensi dampak besar dari badai tersebut, termasuk gelombang tinggi dan hujan lebat yang berpotensi menimbulkan banjir serta tanah longsor.
Ribuan Warga Dievakuasi
Menurut laporan media lokal Inquirer, hingga Sabtu malam setidaknya 21.945 warga telah dievakuasi ke tempat penampungan di berbagai provinsi di wilayah Bicol, termasuk Albay, Masbate, dan Catanduanes. Pemerintah daerah setempat bersama lembaga penanggulangan bencana telah menyiagakan sekolah dan gedung pemerintahan sebagai lokasi evakuasi darurat.
Evakuasi massal ini dilakukan setelah Badan Layanan Atmosfer, Geofisika, dan Astronomi Filipina (Pagasa) memprediksi bahwa badai tropis Fengshen akan mendarat untuk kedua kalinya di provinsi Aurora pada Minggu (19/10) pagi.
“Kami mengimbau seluruh warga di pesisir untuk tetap berada di tempat aman dan mematuhi instruksi evakuasi,” ujar pejabat Pagasa seperti dikutip media setempat.
Ratusan Kapal dan Ribuan Penumpang Tertahan
Dampak badai juga dirasakan di jalur laut. Penjaga Pantai Filipina melaporkan sedikitnya 3.142 penumpang terlantar di berbagai pelabuhan akibat penangguhan perjalanan laut. Cuaca ekstrem memaksa otoritas pelabuhan menahan lebih dari 1.000 kapal kargo bergulir, enam kapal besar, dan dua kapal banca bermotor di sejumlah pelabuhan utama.
Langkah ini diambil untuk memastikan keselamatan pelayaran, mengingat kondisi ombak dan angin di perairan timur Luzon meningkat tajam sejak Sabtu pagi.
Ancaman Gelombang dan Banjir Pesisir
Pagasa memperingatkan potensi gelombang badai setinggi satu hingga dua meter di sejumlah wilayah pesisir, termasuk Albay, Aurora, Camarines Norte, Camarines Sur, Catanduanes, Masbate, dan Sorsogon. Selain itu, badai Fengshen juga diperkirakan membawa curah hujan tinggi yang dapat memicu banjir bandang dan tanah longsor di daerah pegunungan.
Sejumlah wilayah di provinsi Albay telah menetapkan status siaga darurat, sementara petugas SAR dan aparat militer disiagakan untuk membantu proses evakuasi dan distribusi bantuan logistik.
Dampak Meluas dan Kesiapsiagaan Pemerintah
Pemerintah Filipina melalui Dewan Manajemen dan Pengurangan Risiko Bencana Nasional (NDRRMC) juga telah mengeluarkan peringatan cuaca ekstrem nasional, memperingatkan masyarakat agar menghindari aktivitas di luar ruangan, terutama di sekitar wilayah pesisir dan pegunungan.
Fengshen menjadi badai tropis kesepuluh yang melanda Filipina sepanjang tahun ini. Negara kepulauan itu memang berada di jalur Cincin Api Pasifik, yang membuatnya rawan terhadap badai dan topan besar setiap tahunnya. Rata-rata, Filipina dilanda 20 badai tropis setiap tahun, dengan sebagian besar menerjang wilayah Luzon dan Visayas.
Upaya Evakuasi Berlanjut
Hingga Minggu dini hari (19/10), otoritas setempat terus memantau pergerakan badai. Pusat badai dilaporkan bergerak perlahan ke arah barat laut dengan kecepatan sekitar 15 kilometer per jam. Evakuasi tambahan dilakukan di beberapa desa di provinsi Aurora dan Quezon untuk mencegah korban jiwa.
Pemerintah Filipina juga menegaskan bahwa bantuan logistik seperti makanan siap saji, selimut, dan perlengkapan medis telah dikirim ke titik-titik pengungsian utama.
Sementara itu, Pagasa memperkirakan kondisi cuaca ekstrem masih akan berlangsung hingga Senin (20/10), sebelum badai melemah dan bergerak menjauh dari daratan. (ant/nsp)
Load more